Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM & SOLAR: Pertamina Klaim Rugi Sekitar Rp2 Triliun per Bulan

PT Pertamina (Persero) memproyeksikan ada potensi kehilangan Rp3,9 triliun dari penjualan Premium dan solar pada JanuariFebruari 2018.
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) memproyeksikan ada potensi kehilangan Rp3,9 triliun dari penjualan Premium dan solar pada Januari—Februari 2018.

Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan, perseroan melihat ada potensi tambahan biaya yang disebabkan penyaluran Premium dan solar selama 2 bulan pertama 2018 senilai Rp3,9 triliun.

"Kami berpotensi mencatatkan tambahan biaya dari penyaluran Premium di Jamali [Jawa, Madura, dan Bali], dan solar senilai Rp3,49 triliun. Lalu, kami juga mendapatkan tambahan biaya dari penyaluran Premium di luar Jamali sekitar Rp500 miliar sehingga total menjadi Rp3,9 triliun," ujarnya, Senin (19/3).

Pertamina mendapatkan beban tambahan dari penyaluran Premium dan solar itu disebabkan oleh penetapan harga oleh pemerintah yang tidak berubah, tetapi harga sudah naik seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Pertamina memproyeksikan ada selisih Rp800 per liter antara harga Premium dengan oktan (RON) 88 saat ini Rp6.450 per liter dan harga keekonomian pasar sekitar Rp7.250 per liter.

Sementara itu, harga BBM dengan kandungan RON 90 atau Pertalite saat ini Rp7.600 per liter.

Iskandar menuturkan, berdasarkan formula baru yang telah disepakati oleh pemerintah, harga Premium saat ini bisa mencapai sekitar Rp8.600 per liter. Pemerintah dan Pertamina sedang membahas model formula baru harga BBM di Tanah Air.

"Lalu, harga formula Solar setelah disubsidi Rp500 per liter menjadi Rp8.350 per liter [menggunakan skema formula baru untuk harga BBM], sedangkan harga penetapan pemerintah Rp5.150 per liter," tuturnya.

Pertamina mencatat ada potensi tambahan beban biaya yang didapatkan bila harga premium dan solar penetapan pemerintah tidak berubah sampai akhir tahun ini.

"Dari total 2 bulan pertama tahun ini tinggal dikalikan 6 saja, itu perkiraan kerugian sampai akhir tahun ini. Paling, perbedaannya ada tambahan 5% sampai 7% pada periode Idulfitri karena saat itu permintaan bensin berpotensi naik," ujar Iskandar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper