Bisnis.com, JAKARTA—Para pengusaha minuman ringan fokus mengembalikan kinerja penjualan hingga akhir 2018.
Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Pridjosoesilo menuturkan setelah 2017 lalu penjualan minuman ringan anjlok, maka pihaknya tidak menargetkan penjualan akan naik signifikan pada 2018. Bahkan jika kinerja industri kembali pulih seperti sebelum 2017, maka dinilai sudah sangat baik bagi industri.
"Kami konservatif proyeksi tahun ini. Dengan pertumbuhan sebesar 3% hingga 4% sudah cukup bagi kami," kata Triyono, Kamis (15/3/2018).
Dalam catatannya, volume produksi industri minuman pabrikan lokal sepanjang 2017 lalu mencapai 34,41 miliar liter. Jumlah tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan capaian 2016 yang sebesar 43,76 miliar liter. Total produksi tersebut adalah golongan minuman ringan yang termasuk dalam kategori nonalkohol, seperti produk susu, jus, kopi, teh dan sebagainya.
Triyono menjelaskan karena belum terlihatnya lonjakan permintaan maka anggota asosiasi mengambil posisi menunggu sebelum berekspansi. "Karena tahun lalu kinerja industri minuman kurang baik sehingga fokus kami adalah mengembalikan pertumbuhan," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian juga menargetkan industri minuman ringan dapat tumbuh minimal 2% hingga 3% sepanjang 2018. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Abdul Rochim mengatakan pertumbuhan kinerja berasal dari dorongan ekonomi saat pilkada serentak.
Pengumpulan massa dalam jumlah besar dan rapat-rapat yang dilakukan oleh para tim sukses maupun calon dapat menggerakkan permintaan minuman ringan. "Akan banyak acara [yang membutuhkan minuman ringan]," kata Rochim.