Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dilema Penyesuaian Harga BBM Subsidi

Tren harga minyak mentah yang terus naik membuat harga BBM subsidi seperti Premium atau Solar harus disesuaikan demi menjaga keuangan PT Pertamina (Persero). Namun, penyesuaian harga BBM subsidi itu pun harus melihat kondisi permintaan masyarakat juga.
Petugas mengisikan BBM, di sebuah SPBU./JIBI-Nurul Hidayat
Petugas mengisikan BBM, di sebuah SPBU./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Tren harga minyak mentah yang terus naik membuat harga BBM subsidi seperti Premium atau Solar harus disesuaikan demi menjaga keuangan PT Pertamina (Persero). Namun, penyesuaian harga BBM subsidi itu  harus melihat kondisi permintaan masyarakat juga.

Wakil Ketua Komisi VII Herman Khoiron mengatakan peluang menaikkan BBM bersubsidi pun harus melihat kebutuhan daya beli masyarakat juga. Pihaknya bertanya kepada pemerintah terkait harga BBM subsidi, tetapi cukup sulit menaikkan harga bahan bakar minyak subsidi itu di tengah daya beli masyarakat yang lemah.

"Daya beli masyarakat harus tetap dijaga karena menyumbang sekitar 50% pertumbuhan nasional," ujarnya pada Senin (26/2/2018).

Namun, bila harga BBM bersubsidi tidak disesuaikan dengan tren kenaikan harga minyak bisa berdampak kepada Pertamina, selaku badan usaha yang ditugaskan menyalurkan BBM subsidi tersebut.

Herman mengatakan, kalau harga minyak mentah dunia terus naik, tetapi harga jual BBM subsidi masih sesuai dengan penetapan harga pemerintah saat ini, hal itu bisa membuat kas Pertamina jebol.

"Jadi, harus ada formula yang tepat, dan tentu kebijakan itu ada di bagian fiskal negara. Kalau ingin harga BBM subsidi tetap demi menjaga daya beli masyarakat berarti harus ada kebijakan fiskal yang dikeluarkan," ujarnya.

Adapun, saat ini harga Premium berada di kisaran Rp6.450 per liter, sedangkan harga Solar berada di kisaran Rp5.150 per liter.

Penetapan harga BBM subsidi itu akan berlaku hingga Maret 2018. Nantinya, pemerintah akan kembali mengkaji harga BBM subsidi untuk penentuan harga pada periode April - Juni 2018.

Sementara itu, harga BBM non subsidi seperti, Pertalite, Pertamax, dan Pertadex mengalami penyesuaian mulai 24 Februari 2018.

Seperti, harga Pertamina Dex naik Rp750 menjadi Rp9.250 per liter, harga Pertamax 92 naik Rp300 menjadi Rp8.900 per liter, Pertamax Turbo naik Rp500 menjadi Rp10.100 per liter, Dexlite naik Rp600 menjadi Rp8.100, sedangkan harga Pertalite tetap Rp7.600 per liter.

Di sisi lain, Pengamat Energi ReforMiner Komaidi Notonegoro mengatakan, kenaikan harga minyak BBM non Subsidi ini tidak akan mengurangi beban Pertamina dalam menyalurkan BBM bersubsidi.

"Soalnya, kenaikan harga BBM non subsidi ini kan sesuai dengan kenaikan harga bahan baku. Jadi, sebuah hal yang wajar," ujarnya.

Komaidi mengatakan, harga BBM bersubsidi dengan BBM nonsubsidi ini adalah dua hal yang berbeda.

"Kalau konteks apakah kenaikan harga BBM nonsubsidi ini akan menutup beban BBM subsidi dan satu harga? jawabannya kedua hal itu terpisah, jadi tanpa adanya penugasan itu [BBM subsidi dan satu harga], Pertamina pasti akan menyesuaikan juga sesuai," ujarnnnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper