Bisnis.com, GARUT - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk meningkatkan produksi lokal dan mendukung stok beras nasional dengan fokus dalam pengelolaan potensi lahan pertanian di bagian selatan.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di sela-sela acara panen raya di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada Selasa (6/2/2018).
Dalam acara panen ini hadir pula Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Bupati Garut Rudi Gunawan, Ketua KPPU, Syarkawi Rauf, Kasdam III/Siliwandi, dan Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Garut.
Deddy menyebutkan kebutuhan beras di Jawa Barat saat ini sebanyak 4,6 juta ton sementara produksinya mencapai 8 juta ton. "Sehingga, surplus 3,4 juta ton," katanya.
Dalam kesempatannyang sama, Bupati Garut Rudi Gunawan menegaskan daerahnya menolak impor beras dan jagung demi melindungi dan mensejahterakan petani.
“Kabupaten Garut tidak hanya unggul beras, tetapi 51% produksi jagung. Jadi sekali lagi kita tolak impor beras dan jagung,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Liferdi menyampaikan bahwa stok gabah di Jawa Barat, khususnya di Garut pada Februari memang mencukupi dengan tingkat produktivitas mencapai 6,9 ton per hektar. Jika dikalkulasikan, dengan luas lahan 22.972 ha maka produksi bulan ini mencapai 158.506 ton gabah atau 99.859 ton setara beras. Khusus untuk Desa Mancagahar di Kecamatan Pameungpeuk, produktivitas bahkan mencapai 8,3 ton per hektar.
Adapun konsumsi beras per bulan di Garut dengan asumsi penduduk 2.5 juta jiwa mencapai 28.266 ton beras. Dengan demikian, Kabupaten Garut mengalami surplus sebesar 71.593 ton. "Jadi, ini bisa di-share ke provinsi lain, daerah lain. Yang jelas kita mengisi utama DKI dari Jawa Barat," katanya.