Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri pengolahan kakao berharap pemerintah melalui Kementerian Pertanian meningkatkan perhatian terhadap perkebunan tanaman kakao.
Sindra Wijaya, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), mengatakan selama 2 tahun terakhir, Kementan hanya fokus pada tanaman padi, jagung, dan kedelai. Untuk meningkatkan produksi biji kakao dalam negeri hal utama yang dinanti adalah peningkatan produktivitas kakao melalui program gerakan nasional kakao.
Tanaman kakao yang telah mencapai usia tua direhabilitasi atau diremajakan dengan program sambung samping atau sambung pucuk.
“Program ini sebaiknya difokuskan hanya pada provinsi yang merupakan sentra utama kakao agar lebih efektif. Pemerintah juga perlu memberikan pupuk dan tenaga pendamping untuk para petani,” ujarnya, Kamis (11/1/2018).
Selain itu, Sindra menyebutkan pihaknya juga berharap agar PTPN yang berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN dapat diinstruksikan untuk menanam kembali kakao. Menurutnya, hal ini sangat penting agar industri domestik tidak terlalu bergantung pada biji kakao impor.
Pada tahun lalu, impor biji kakao diperkirakan mencapai 220.000 ton atau rekor impor biji kakao terbesar dalam sejarah Indonesia. Sindra menilai kondisi ini semestinya menjadi perhatian serius pemerintah, terutama Kementan, karena produksi kakao Indonesia dalam 10 tahun terakhir terus menurun dari 600.000 ton menjadi 300.000 ton per tahun.