Bisnis.com, JAKARTA – Para pengusaha mebel dan kerajinan di Indonesia berencana menikuti pameran produknya di IMM Cologne, Jerman 2018 dengan target perolehan devisa dan komitmen penjualan senilai US$200 juta.
Sekjen Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan upaya ini dilakukan guna memenuhi target pertumbuhan ekspor produk terkait senilai US$5 miliar hingga 2019.
“Dari angka tersebut US$3,2 miliar diantaranya ditargetkan dari produk mebel, sedangkan US$1,8 miliar lagi dari produk kerajinan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Abdul menyebut, target US$200 juta pada pameran kali ini juga merupakan akumulasi dari transaksi langsung pada saat penyelenggaraan acara serta tindak lanjut dari berbagai pemesanan dalam satu tahun terakhir ini.
Pameran IMM Cologne tersebut, tutur Abdul, juga merupakan langkah strategis dalam pengembangan pasar di wilayah Eropa.
“Pasar Indonesia yang terbesar itu masih di Eropa dengan porsi 60%, sisanya adalah Amerika, wilayah Asia dan Timur Tengah,” tuturnya.
Pameran tersebut merupakan ajang unjuk industri mebel terbesar di Eropa dengan perkirakan 200.000 pembeli potensial akan hadir dari 120 negara di seluruh dunia.
Selain itu, para buyers dari Eropa tersebut umumnya juga hadir dalam pameran yang di gelar oleh HIMKI di Jakarta.
Sayangnya, keikutsertaan para pengusahan mebel dan kerajinan dari Tanah Air dalam ajang IMM Cologne tahun ini sedikit terganjal oleh pengurangan luas area paviliun Indonesia.
“Sebelumnya area pameran yang diberikan untuk kami seluas 1.000 meter persegi, tetapi untuk tahun ini hanya seluas 370 meter persegi. Namun, kami tetap mempertahankan bobot kualitas untuk yang terbaik,” jelasnya.
Pameran keenam yang diikuti oleh HIMKI tahun ini direncanakan memboyong 10 pengusaha. Adapun, mekanisme pemilihan pengusahan tersebut merupakan hasil penjaringan dari seluruh Indonesia.
“Pengusahan yang ikut pameran berasal dari 12 DPD HIMKI yang ada di 12 basis produksi di Indonesia. Total pengusaha yang menjadi anggota kami ada sebanyak 3.000 pengusaha,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Senior Vice President Division Head Corporate Secretary BNI Kiryanto mengatakan pihaknya mendukung keikutsertaan Indonesia dalam ajang IMM Cologne tahun ini sebagai upaya memperkenalkan lebih luas lagi produk mebel Tanah Air di mancanegara.
“Selain itu kami juga ingin masyarakat Eropa lebih mengenal lagi BNI, karena saat ini kamu sudah memiliki cabang di London, Inggris,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada 2016, HIMKI menyebut nilai ekspor produk mebel Indonesia senilai US$1,6 miliar, atau turun US$300 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk ekspor produk kerajinan pada 2016 tercatat sebesar US$800 juta.
“Data ekspor mebel dan produk kerajinan 2017 belum selesai disusun oleh BPS, Namun, internal kami menyebut terjadi pertumbuhan kecil pada 2017 sebesar 6% sampai 7%, dengan ekspor produk mebel US$1,68 miliar dan kerajiinan US$820 juta” jelas Abdul.
Data impor dunia terhadap produk mebel dan kerajinan pada 2014 tercatat sebesar US$134 miliar, dan pada 2016 sebesar US$148 miliar.
IMM Cologne merupakan salah satu pameran mebel dan kerajinan paling paling bergengsi di dunia yang diikuti oleh 1.361 pengusaha dari 51 negara di seluruh dunia. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran tersebu tidak lepas dari dukungan 5 BUMN, yaitu, Telkom, PLN, Bank Mandiri, BRI dan BNI.