Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR BENIH: Sang Hyang Seri Incar Segmen Komersial

PT Sang Hyang Seri akan memperkuat pasar benih komersial pada rencana bisnis tahun depan, setelah tidak lagi memperoleh alokasi subsidi benih pada 2018. Kontrak penjualan benih komersial akan didorong 60% dari produksi, dari sebelumnya hanya 40%.
Penyaluran benih bersubsidi akan dipayungi Perpres/Antara
Penyaluran benih bersubsidi akan dipayungi Perpres/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sang Hyang Seri akan memperkuat pasar benih komersial pada rencana bisnis tahun depan, setelah tidak lagi memperoleh alokasi subsidi benih pada 2018. Kontrak penjualan benih komersial akan didorong 60% dari produksi, dari sebelumnya hanya 40%.

Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) Syaiful Bahri mengatakan SHS harus mengubah rencana bisnisnya pada tahun depan setelah pemerintah mencabut subsidi benih pada anggaran 2018. Dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan 2018 yang disusun, 60% kegiatan perusahaan pada 2018 ditopang dari benih subsidi.

Oleh karena itu, SHS akan mendorong penjualan benih komersial serta memperbaiki mutu produk guna bersaing dengan produsen swasta. SHS juga akan memperluas kontrak penjualan benih dengan sejumlah distributor.

Produksi benih SHS setiap tahun sekitar 80.000 ton. Pada 2017, alokasi benih bersubsidi dari Kementerian Pertanian sebesar 58.250 ton untuk benih padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai. Sementara sisanya merupakan benih komersial.

Produksi benih berada di lahan SHS seluas 3.000 ha di Sukamandi, Jawa Barat. SHS juga melibatkan penangkar benih dengan total luas lahan 6.000 ha yang tersebar di Sukamandi, Klaten, Malang, Medan, Lampung, dan Sidrap.

Catatan SHS menunjukkan realisasi penyaluran benih bersubsidi per 27 November 2017, padi inbrida 87,24%, padi hibrida 99,14%, dan kedelai 79,94% dari daftar usulan pembelian benih bersubsidi.

Syaiful khawatir penangkar yang selama ini bekerjasama dengan SHS akan kesulitan menyalurkan benihnya setelah tidak ada lagi subsidi benih. Sebab, SHS hanya akan menyerap benih dari penangkar sesuai kebutuhan pasar.

"Prinsip kami tetap menyediakan benih, menggenjot free market. Sebelumnya 60% benih subsidi : 40% benih free market, diubah menjadi 60% free market : 40% cadangan benih untuk pemerintah," kata dia, Selasa (5/12/2017).

Syaiful mengakui ada banyak tantangan baru setelah tidak ada lagi subsidi benih pada 2018. Pencabutan subsidi membuat perusahaan tidak stabil serta mempertaruhkan nasib penangkar benih dan Desa Mandiri Benih yang selama ini bekerjasama guna produksi benih SHS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper