Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) berencana menambah sejumlah alat yakni container crane (CC) dan chasis pada tahun 2018 guna memacu produktivitas bongkar muat barang di sejumlah pelabuhan yang dikelolanya.
Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung mengatakan penambahan alat baru tersebut untuk di beberapa pelabuhan, terutama di Pelabuhan Makassar sebagai barometer pelabuhan dengan aktivitas bongkar muat yang cukup lancar di Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta di beberapa pelabuhan lainnya yang berada dalam pengelolaan Pelindo IV.
“Saat ini selain Pelabuhan Makassar, ada beberapa pelabuhan kelolaan Pelindo IV yang sudah menjadi pelabuhan yang cukup sibuk untuk kegiatan bongkar muat barang, misalnya Pelabuhan Pantoloan, Fak-fak dan Manokwari,” kata Doso Agung melalui siaran pers Pelindo IV pada Minggu (3/12/2017).
Doso Agung juga telah menyampaikan hal itu saat melakukan Video Conference dengan 25 General Manager (GM) Cabang Pelindo IV.
Video conference tersebut dilakukan untuk mengevaluasi peningkatan pelayanan masing-masing cabang, sekaligus mengetahui permasalahan masing-masing cabang dan memberikan solusi atas masalah yang terjadi kepada masing-masing GM di lingkungan Pelindo IV.
Doso mengutarakan sejumlah permasalahan yang dikemukakan antara lain terkait lahan penumpukan petikemas di Pelabuhan Manokwari yang mulai padat seiring program Tol Laut dan transshipment kapal.
Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelindo IV Farid Padang menuturkan bahwa pada 2018 BUMN pengelola jasa kepelabuhanan ini sudah menjadwalkan sejumlah investasi alat baru, seperti CC, chasis dan forklift yang akan ditempatkan di beberapa pelabuhan yang produktivitas bongkar muat barang cukup tinggi.
“Tahun depan kami [Pelindo IV] akan investasi alat baru. Tentunya hal [investasi] itu untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat barang, agar penumpukan petikemas tidak terlalu padat di beberapa pelabuhan yang cukup sibuk, seperti Pelabuhan Makassar, Manokwari, Pantoloan, dan beberapa pelabuhan lainnya,” tutur Farid.
Menurutnya, dalam rangka transformasi pelabuhan konvensional menjadi pelabuhan petikemas, diperlukan kelengkapan suprastruktur untuk meningkatkan produktivitas, utamanya pada Pelabuhan Ternate, Sorong, Ambon, Pantoloan dan Kendari serta Pelabuhan Gorontalo dan Manokwari.