Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Semen Indonesia Ditopang Pulau Jawa

Penjualan semen Semen Indonesia Grup banyak ditopang oleh permintaan di Pulau Jawa.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (4/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (4/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan semen Semen Indonesia Grup banyak ditopang oleh permintaan di Pulau Jawa.

Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., mengatakan Pulau Jawa merupakan pasar utama perseroan dengan kontribusi penjualan yang paling besar.

“Pasar kami di Jawa mencapai 38%, penjualan banyak di sini,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (20/11/2017).

Merujuk data Asosiasi Semen Indonesia, pertumbuhan konsumsi semen dalam negeri pada Oktober 2017 paling tinggi berada di Pulau Jawa. Provinsi Banten dan Jawa Barat mencatatkan pertumbuhan terbesar, yaitu 22,1% y-o-y dan 20,9% y-o-y, disusul oleh Jawa Tengah sebesar 20,8% y-o-y.

Sementara itu, Semen Tonasa yang merupakan bagian Semen Indonesia Grup mencatatkan penurunan penjualan domestik, yaitu sebesar 1,5% y-o-y. “Pasar Semen Tonasa ini di Sulawesi, pertumbuhan permintaannya kurang baik,” ujar Agung.

Hal ini dikonfirmasi oleh data ASI yang mencatat konsumsi semen di Sulawesi turun sebesar 7,3% y-o-y dari 568.850 ton menjadi 527.292 ton. Penjualan Semen Tonasa pada Oktober 2017 sebesar 505.383 ton atau turun dari 512.844 pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, secara keseluruhan Semen Indonesia Grup mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,8% secara tahunan pada Oktober 2017. Berdasarkan data penjualan semen yang dirilis perseroan, penjualan domestik dan ekspor pada bulan kesepuluh tahun ini sebesar 2,91 juta ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,61 juta ton.

Melihat realisasi tersebut, Agung menyatakan pihaknya optimistis target pertumbuhan penjualan semen sepanjang 2017 yang ditetapkan akan tercapai. “Kami prediksi pertumbuhan 6%, kami inginnya kalau bisa melebihi,” katanya. 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper