Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong pabrikan semen Thailand, Siam Cement Group (SCG), merealisasikan investasi senilai US$600 juta untuk membangun pabrik naphtha cracker di Cilegon, Banten.
Airlangga berharap agar komitmen investasi tersebut segera terealisasi mengingat Indonesia masih berkekurangan bahan baku petrokimia.
Pembangunan faslitas produsi tersebut diyakini dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku lokal sekaligus menekan volume impor.
“Kami berharap investasi ini bisa segera terwujud, mengingat pentingnya bagi penguatan industria kimia di Indonesia,” ujarnya saat bertemu dengan CEO SCG, Roongote Rangsiyopash di Bangkok, Thailand, dalam siaran pers.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga turut didampingi Wakil Duta Besar Indonesia untuk Thailand Toferry Primanda Soetikno, Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan, dan Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Achmad Sigit Dwiwahjono.
Menurutnya, pemerintah memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal kepada rencana ekspansi tersebut. Airlangga menyarankan agar lokasi pembangunan fasilitas produksi tersebut tertuju kepada kawasan industri eksisting.
Baca Juga
“Sebaiknya investasi dilakukan di kawasan industri karena semua perizinan, rantai pasok, dan infrastruktur penunjang sudah disiapkan di sana,” ujarnya.
Pemerintah menjamin fasilitas insentif fiskal tax allowance maupun tax holiday kepada investor yang membangun industri petrokimia di Indonesia. Di samping itu, sektor industri petrokmia tengah diusulkan untuk memperoleh harga gas yang lebih rendah untuk meningkatkan daya saing.
Sebab komponen biaya terbesar di dalam proses produksi pabrikan petrokimia merupakan biaya penggunaan gas.
Kemenperin menetapkan sektor industri petrokimia sebagai salah satu industri prioritas.
Sebab keberadaan industri tersebut sangat penting sebagai penyuplai bahan baku berbagai manufaktur hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika, dan farmasi.
Lebih lanjut, Airlangga memberikan apresiasi kepada SCG yang sudah berinvestasi di Indonesia selama lebih dari 20 tahun. Perusahaan ini telah menyerap tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung lebih dari 8000 orang.
SCG memiliki mengoperasikan tiga lini bisnis utama di Indonesia, yaitu pada sektor industri kimia, material bangunan semen, dan pengemasan.
Bisnis utama SCG di dalam negeri merupakan. Perseroan sudah menanamkan investasi senilai US$1,4 miliar atau sekitar Rp18,9 triliun hingga akhir tahun lalu.