Bisnis.com, JAKARTA—Produsen semen optimistis membidik target yang lebih tinggi pada tahun depan karena pemerintah meningkatkan alokasi belanja sebesar 6% untuk pendanaan infrastrutur dan proyek strategis.
“Dengan demikian, permintaan semen kami harap terus meningkat,” ujar Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso, Selasa (14/11).
Konsumsi semen pada Oktober lalu naik 12,5% year-on-year menjadi 6,76 juta ton. Permintaan tersebut melebihi konsumsi semen pada September lalu sebanyak 6,3 juta ton.
Sementara itu, konsumsi semen domestik periode tahun berjalan Januari—Oktober tahun ini mencapai 54,19 juta ton, atau naik 7,3% dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Secara umum konsumsi semen nasional meningkat tajam,” ujarnya.
Salah satu kendala yang mungkin menahan laju pertumbuhan konsumsi semen pada sisa tahun berjalan merupakan kondisi cuaca yang tak menentu. “Mulai bergulirnya musim penghujan di berbagai daerah praktis memberi sedikit gangguan pada pengerjaan proyek pembangunan,” ujarnya.
Permintaan semen di Pulau Jawa melebihi separuh permintaan nasional pada Oktober lalu. Menurutnya, permintaan di wilayah Jawa terdongkrak oleh pengerjaan berbagai proyek infrastruktur. Permintaan semen di Pulau Jawa mencapai 3,75 juta ton, atau naik 17% dibanding tahun lalu.
“Kenaikan permintaan semen di Pulau Jawa mulai dari Banten sampai ke Jawa Timur melonjak 10%—22%,” ujarnya.
Pertumbuhan permintaan yang cukup signifikan juga terjadi pada Sumatra, Kalimantan, serta Bali dan Nusa Tenggara. Permintaan semen di Sumatra naik 7,8% yoy sebesar 1,49 juta ton. “Peningkatan cukup tajam pada beberapa daerah di Sumatra seperti Lampung, Sumsel, Sumbar dan Jambi,” ujarnya.
Konsumsi semen di Kalimantan pada Oktober lalu tumbuh 6,1 % menjadi sebesar 434.830 ribu ton. Permintaan semen di wilayah Bali dan Nusa Tenggara melonjak 27% menjadi sebanyak 388.600 ton. Sementara itu, permintaan semen di wilayah Maluku dan Papua mencapai 163.400 ton atau tumbuh 24%.