Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Armada Indonesia (JAI), anak usaha Pelindo II, memperluas kegiatan pemanduan dan penundaan kapal ke sejumlah daerah di Indonesia.
Dirut PT JAI Dawam Atmosudiro mengatakan perluasan wilayah kegiatan itu antara lain ke Tanjung Jabung, Jambi, Muntok Bangka, Muara Musi dan Sungai Lilin Palembang, dan terminal khusus lainya yang ada di kawasan Kepulauan Seribu sampai perairan ujung Karawang. Adapun, terminal khusus yang dilayani PT JAI termasuk dari SKK Migas.
JAI yang saat ini bergerak di bidang usaha pemanduan dan penundaan kapal laut itu juga optimistis mampu menggaet pasar pekerjaan pemanduan dan penundaan kapal di luar kawasan Pelabuhan Indonesia II dan berbagai daerah, bahkan di luar negeri.
Dirut PT JAI Dawam Atmosudiro/Bisnis-Akhmad Mabrori
Dia mengatakan optimistis perseroan ini bisa jadi modal kepercayaan investor saat perusahaan dipentaskan di bursa saham/IPO yang rencananya pada akhir Desember tahun ini.
"Asumsi yang bersifat optimistis itu terkait dengan capaian yang baru-baru ini diperoleh perusahaan,"ujarnya, dalam jumpa pers, di kantor JAI, Senin (6/11/2017).
Dawam mengemukakan, PT. JAI pada Oktober lalu mendapat izin memandu dan menunda dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub untuk melayani kapal-kapal yang keluar masuk terminal khusus PT Nusantara Regas di perairan Kepulauan Seribu.
Kegiatan pemanduan kapal adalah kegiatan pandu dalam membantu memberikan saran dan informasi kepada nakhoda tentang keadaan perairan setempat yang penting agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan.
Adapun penundaan kapal adalah bagian dari pemanduan yang meliputi kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal (escord) dan membantu (assis) kapal yang berolah gerak di alur pelayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuhan, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal dan fasilitas tambat lainnya dengan menggunakan kapal tunda lainnya sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Dawam menyatakan rasa optimistis perusahaan didasari semakin gencarnya pemerintah untuk menggali segenap potensi maritim dalam rangka meraih pendapatan negara dan menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Dia juga melihat potensi maritim yang perlu digali itu, bukan hanya bidang angkutan laut. Namun, juga pendukungnya yang jumlahnya sangat banyak seperti salah satu pendukung angkutan laut a.l. bidang pemanduan dan penundaan kapal yang akan keluar masuk pelabuhan atau pada alur-alur pelayaran yang merupakan termasuk alur pelayaran wajib pandu maupun pandu luar biasa ( pelayanan pandu dan tunda berdasarkan kebutuhan atau permintaan).
"Saat ini juga, kami masih terus melakukan proses pembahasan dengan sejumlah pihak di beberapa daerah untuk kegiatan pandu dan tunda," paparnya.
Menyoal potensi yang sudah dalam pembahasan, Dawam juga menyatakan adanya potensi yang masih dalam incaran atau masih dalam simpanan. Hal itu karena masih menunggu kesiapan eksternal dan internal perusahaan.
"Jadi potensi yang masih disimpan itu, menjadi program jangka menengah dan jangka panjang," ungkapnya.
Ketika ditanya soal persaingan yang ketat di usaha pemanduan dan penundaan sehingga potensi pasar yang masih diincar bisa diambil pesaingnya, Dawam hanya menyatakan, tidak masalah karena usaha pemanduan dan penundaan tinggi risikonya. Jika terburu-buru menjalankan kegiatan dengan mengabaikan risiko sekecil apapun, bukan sukses yang diraih tapi kerugian.
"Saat ini ada potensi yang kami masih tahap diincar, tapi sudah dilayani pihak lain. Buat kami silahkan, karena terbukti perusahaan yang melayaninya mengalami kendala ," katanya tanpa menyebutkan layanan di perairan yang mana.
Baginya, potensi pesanan akan dijalankan jika menguntungkan. Jika merugi belum diambil sampai potensi layanan itu bisa benar-benar siap dan menguntungkan perusahaan.Dawam juga menyatakan, JAI akan merambah bisnis ke luar negeri, setelah berhasil melayani pesanan di dalam negeri itu.
"Pembicaraan awal pada salah satu negara di Tumur Tengah sudah dibicarakan, tinggal menindaklanjutinya," ujar dia.