Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah diminta memperbaiki data perikanan menyusul kejanggalan angka konsumsi domestik dengan produksi.
Menilik angka konsumsi ikan per kapita 2015 yang sebesar 41,1 kg per tahun, dengan jumlah penduduk 258,2 juta jiwa, maka konsumsi nasional 10,6 juta ton. Ditambah dengan ekspor sebanyak 1,1 juta ton, maka output perikanan Indonesia 11,7 juta ton.
Di sisi lain produksi perikanan tangkap dan budidaya hanya 10,9 juta ton sehingga ada defisit 800.000 ton.
"Ini enggak masuk akal karena kalau kita hitung, ini defisit. Harus ada pembenahan data supaya kebijakannya enggak bias," kata Sekjen Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) Hendra Sugandhi dalam Rembuk Nasional 2017, Senin (23/10/2017).
Kejanggalan juga berlanjut ke 2016, terdapat defisit hampir 500.000 ton jika membandingkan data konsumsi domestik plus ekspor yang mencapai 12,3 juta ton dengan produksi yang hanya 11,8 juta ton.
Hendra juga menyoroti target ekspor produk perikanan yang naik terus, tetapi selalu gagal dicapai. Tahun lalu misalnya, realisasi ekspor hanya US$4,2 miliar dari target US$6,8 miliar. Sementara itu, selama semester I/2017, nilai pengapalan hanya menyentuh hampir US$2 miliar dari target tahun ini US$7,6 miliar.
Baca Juga
"Targetnya harus direvisi supaya lebih realistis," ujarnya.