Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EKSPOR MAKIN KINCLONG: Jabar, Jatim, Kaltim Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik mengemukakan tiga provinsi memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada periode JanuariSeptember tahun 2017.
Penambangan batu bara./.Bloomberg-George Frey
Penambangan batu bara./.Bloomberg-George Frey

Bisnis.com, JAKARTA-Badan Pusat Statistik mengemukakan tiga provinsi memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada periode Januari–September tahun 2017.

Tiga provinsi tersebut adalah Jawa Barat US$21.505,4 juta (17,43%), Jawa Timur US$13.745,0 juta (11,14%), dan Kalimantan Timur US$12.826,7 juta (10,40%).

“Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai 38,97% dari seluruh ekspor nasional,” tulis BPS dalam rilisnya yang ditayang di lamannya, Senin (16/9/2017).

Seperti diketahui BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali surplus sebesar US$1,76 miliar pada September 2017, setelah nilai ekspor melampaui nilai impor. Surplus ini melanjutkan surplus sebelumnya pada Agustus 2017 sebesar US$1,72 miliar.

Dengan demikian, secara tahun berjalan (year to date/ytd), neraca perdagangan Januari-September 2017 surplus US$10,87 miliar atau lebih tinggi dibandingkan dengan Januari-September 2016.

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan surplus ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lalu karena faktor seasonal yang menekan ekspor dan impor.

"Sementara itu, secara tahunan surplus ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau naik 69,5%," papar Suhariyanto.

Adapun, nilai ekspor September sebesar US$14,54 miliar atau turun sekitar 4,51% dibandingkan dengan Agustus 2017. Menurutnya, penurunan bulanan dari Agustus ke September ini lebih disebabkan oleh faktor seasonal.

 Berdasarkan sektor, ekspor migas naik 12,71% menjadi US$1,44 miliar month to month/ mtm. Sementara itu, pertanian turun -17,39% menjadi US$0,31miliar dipicu penurunan ekspor kopi, biji kakao dan tanaman obat. Untuk industri pengolahan, ekspor turun -8,44% menjadi US$10,60 miliar dan pertambangan naik 9,71% menjadi US$2,19 miliar.

Secara tahunan, nilai ekspor naik tajam sebesar 15,60% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini, kata Suhariyanto, dikontribusikan oleh peningkatan nilai ekspor nonmigas.

Jika dipecah, ekspor nonmigas Indonesia Januari-September meningkat US$17,27 miliar menjadi US$111,9 miliar. "Ini sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yang akan kita rilis bulan depan," ungkap Suhariyanto yang akrab dipanggil Kecuk itu.

Sementara itu, BPS melaporkan nilai impor September mencapai US$12,78 miliar atau turun 5,39% dibandingkan dengan  Agustus 2017. Penurunan terjadi baik migas maupum nonmigas.

Secara tahunan, pola penurunan impor September 2017 sama dengan periode yang sama tahun lalu, disebabkan oleh faktor musiman. Impor barang konsumsi turun 5,87% menjadi US$1,13 miliar (mtm), sedangkan bahan baku/ penolong turun 4,96% menjadi US$9,60 miliar (mtm) dan barang modal turun 7,13% menjadi US$2,05 miliar (mtm).

Total impor Januari-September meningkat 13,97% menjadi US$112,49 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan peningkatan impor bahan baku/penolong mencapai 75,35%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper