Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan riset dan konsultan properti Knight Frank LLP melansir tingkat imbal hasil sewa atau yield perkantoran kini disandang tiga kota di India. Pencapaian ini tak lepas dari industri perkantoran di India yang tengah mengalami kekurangan pasokan sehingga pemilik properti bisa mengerek harga sewa.
Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (30/9/2017), Bengaluru, New Delhi, dan Mumbai mencetak yield masing-masing 10%, 9,2%, dan 8,5%. Pencapaian kota-kota di India itu jauh mengungguli kinerja yield perkantoran di Hong Kong di mana hanya menawarkan yield 2,7% atau yang terendah di antara 34 kota di dunia.
"Pasar perkantoran di India memang menjadi bintang di 2016,"ujar Viral Desai, Direktur Nasional Knighfrank.
Di India, pasar perkantoran memang tengah menggeliat. Pasokan yang ada tak mencukupi permintaan. Walhasil, tren co-working space tengah merebak di negara dengan populasi kedua terbesar di dunia itu.
Di samping itu, geliat industri berbasis teknologi juga turut merangsang pasar perkantoran di India. Knighfrank mencatat, kawasan Whitefield di Bengaluru merupakan distrik teknologi paling terjangkau di natara 29 pusat teknologi dunia.
Sektor teknologi informasi di Bengaluru telah mengubah karakter kota ; dari surga pensiunan menjadi kosmopolitan yang ramai. Tak pelak, perubahan ini turut membangkitkan pasar real estat India di mana Bengaluru telah menjadi salah satu pusat teknologi dunia. Bengaluru juga menjadi destinasi investasi karena telah menjadi smart city di mana pemerintah India membangun infrastruktur dan solusi berbasis teknologi.