Bisnis.com, JAKARTA-PT Bio Farma (Persero) menargetkan dapat meraih pendapatan sekitar Rp3 triliun pada 2017. Sebesar 60% dari jumlah pendapatan itu diperoleh dari ekspor produknya ke 132 negara.
Direktur Pemasaran Bio Farma, M Rahman Rustan, mengatakan target produksi vaksin tahun ini mencapai 3,1 miliar dosis yang diutamakan untuk memenuhi kebutuhan nasional.
“Saat ini di Indonesia terdapat 5 juta bayi, 12 juta anak usia sekolah, dan 23 juta wanita usia subur yang menjadi prioritas produk Bio farma,” katanya seperti dikutip dari situs resmi Bio Farma, Kamis (28/9/2017) .
Menurutnya, terdapat kelebihan produksi yang bisa diekspor ke berbagai negara di dunia, mengingat Bio Farma memproduksi 14 jenis vaksin dan juga 4 jenis serum.
“Jumlah pabrik yang memproduksi vaksin di dunia ada ratusan. Namun, yang diakui WHO hanya kurang dari 30, salah satunya Bio Farma. Untuk negara OKI, Bio Farma yang satu-satunya diakui WHO,” ujarnya
Dia mengatakan Bio Farma juga melakukan ekspor bahan setengah jadi ke Arab Saudi untuk dipasarkan kembali di wilayah Timur Tengah.
Baca Juga
Selain itu, lanjutnya, Bio Farma juga berencana menjajaki ekspor barang setengah jadi ke Maroko untuk dipasarkan kembali ke wilayah Afrika.
“Kami melakukan transfer teknologi sehingga ada ketergantung dari industri hilir, karena kami telah memiliki industri hulu. Sampai saat ini banyak permintaan vaksin dunia, tetapi belum bisa kami penuhi,”ujar
Rahman menjelaskan Bio Farma juga terus melakukan riset pengembangan vaksin baru, bahkan menganggarkan biaya riset hingga Rp100 miliar setiap tahun.
Riset tersebut dilakukan dengan berbagai lembaga penelitian baik dari dalam dan luar negeri.
Terkati dengan rencana sertifikasi halal untuk vaksin, dia mengatakan, Bio Farma berupaya memenuhinya jika hal itu diwajibkan pemerintah. Namun sertifikasi tersebut tentunya membutuhkan waktu.
Dia juga mengungkapkan selama ini Bio Farma melakukan ekspor ke 49 negara Islam, dan dari negera-negara itu hingga saat ini belum ada yang mempermasalahkan sertifikasi halal untuk vaksin