Bisnis.com, JAKARTA -- Zebra Technologies Corporation memperkenalkan printer industri seri ZT600 dan ZT510 guna menopang kebutuhan industry 4.0.
Ryan Goh, Vice President and General Manager Zebra Technologies Asia Pasific, menyampaikan produsen manufaktur kini tengah memasuki era baru yang menuntut produksi yang lebih cepat, berkualitas, serta marjin yang kompetitif. Tren tersebut relevan untuk kawasan Asia Pasifik yang dianggap sebagai pusat industri dunia.
Menurutnya, manufaktur sedang dalam masa transisi ke revolusi industry 4.0 yang menuntut investasi besar-besaran kepada teknologi internet of things (IoT). Hanya pabrik yang menerapkan kecerdasan buatan yang dapat kompetitif di masa yang akan datang.
Jason Fang Low, Regional Director South East Asia Zebra Technologies Asia Pasific, mengatakan printer industri memerankan peran peting dalam supply chain perusahaan, terutama di bidang logistik dan e-commerce. Barcode tersebut dirancang untuk melacak setiap komponen atau aset perakitan hingga pengiriman dan purna jual.
Printer industri adalah mesin yang dimiliki oleh suatu pabrikan dalam membuat barcode suatu produk. Mesin tersebut dapat membuat barcode yang dibutuhkan guna mendata suatu produk menurut sesuai dengan kebutuhan dari produsen. Semisal berdasarkan jenis barang, urutan produksi, pelacakan tanggal kadaluwarsa, dan hal lain-lain.
"Printer seri ZT600 dan ZT510 memberikan kualitas, daya tahan, dan kinerja yang prima. Produk ini dapat bertahan di lingkungan sulit sekalipun," kata Jason kepada jurnalis, Rabu (6/9/2017).
Dia menjelaskan jika ZT600 dan ZT510 dapat terkoneksi dengan sistem OS yang dapat dijalankan oleh smartphone. Sehingga dapat memudahkan dalam barkode barang tertentu yang selama ini memakai sistem manual dengan mencatat.
"Kedua printer barcode industri ini dapat membantu dalam hal efisiensi dan produktivitas. Pengawasan dapat dilakukan secara mobile dengan bantuan smartphone," imbuhnya.
Jason menambahkan, jika ZT600 dan ZT510 adalah produk impor sehingga kualitas baran ini terjamin. Harga dari GT600 diklaim kompetitif bagi kebutuhan industri, yakni sekitar US$3000 - US$6000. Sedangkan harga ZT510 dipatok pada rentan US$2000-US$3000.
Zebra Technologies mencatatat, jumlah industri yang mendukung pabrik yang terhubung secara IoT pada 2022 diprediksi mencapai 46%. Selama lima tahun terakhir akan ada perkembangan besar untuk menggapai Industry 4.0.
"Para produsen dunia telah mempertimbangkan untuk investasi di produksi yang mengarah ke Industry 4.0 dari sekarang. Kedua produk ini menjadi jawaban dari masalah barcode di masa depan," imbuhnya.
Produk ZT600 mempertahankan keunggulan teknologi dari Zebra yang dikenal sevagai mesin yang memiliki produktivitas yang cepat. Menawarkan fitur baru seperti penyederhanaan pita tinta, pendeteksi human error, dan mendukung konektivitas secara mobile.
Zebra printer ZT510 adalah versi hemat dari ZT600, produk ini cocok digunakan untuk aplikasi yang memerlukan rangkaian fitur dasar. Fitur dan kemampuan dari ZT510 tidak kalah jauh dibandingkan dengan ZT600.
Jason menyebutkan produk Zebra telah tersebar di berbagai manufaktur di indonesia. Selain itu persebaran produknya telah diserahkan kepada 3 distributor besar di Indonesia.
"Partner yang menggunakan produk kami di Indonesia mencapai ratusan. Sejauh ini Indonesia masih salah satu market terbesar di Asia Pasifik," imbuhnya.
Dia menargetkan dapat menjual printer barcode industri di Tanah Air sebanyak-banyaknya. Namun, dia tidak mengatakan secara detail berapa jumlah target penjualan kedua produk ini.
"Sebetulnya pembelian printer barcode industri ini dapat mendorong kepada penjualan produk kami yang lain. Hal ini dikarenakan printer hanya mesin saja, harus dikolaborasi dengan alat scan, software, dan beberapa fasilitas lain yang kami produksi," katanya.
Pendapatan Zebra Technologies secara global tercatat dapat menghasilkan sebesar US$3,65 miliar dengan karyawan berjumlah 6.500 orang. Adapun, dari pendapatan tersebut dialokasikan dana sebanyak 10% guna kebutuhan research and development.