Bisnis.com, JAKARTA- Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen turun pada periode Juli 2017.
Badan Pusat Statistik mengumumkan, pada Juli 2017 IHPB turun sebesar 0,23%.
Dari laman BPS dikemukakan penurunan IHPB tertinggi terjadi pada kelompok barang ekspor nonmigas sebesar 1,76%.
Sebaliknya IHPB bahan bangunan/konstruksi pada Juli 2017 naik sebesar 0,10% terhadap bulan sebelumnya.
Kenaikan IHPB bahan banguan/konstruksi antara lain disebabkan kenaikan harga komoditas tanah urug sebesar 0,50%, batu hias dan bangunan 0,50%, besi beton 0,44%, kaca lembaran 0,29%, serta pipa dan aksesoris 0,28%.
Pada hari ini, BPS juga mengumumkan inflasi pada Juli menyentuh 0,22% dibanding pada Juni lalu. Inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-Juni (year to date/ytd) mencapai 2,60%%.
Adapun inflasi tahun ke tahun atau Juni 2017 dibandingkan dengan Juni 2016 sebesar 3,88%.
"Inflasi bulan Juli disebabkan kelompok pengeluaran, pendidikan, rekreasi dan olahraga serta makanan jadi, rokok dan tembakau," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Selasa ( 2/8/2017).
Dari sisi kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga, inflasinya mencapai 0,62% dan andilnya sebesar 0,05%.
Kecuk menuturkan komoditas yang dominan menyumbang inflasi pada kelompok ini adalah
uang sekolah SD, SMA dan tarif bimbngan sebesar 0,01%.
Menurutnya, inflasi dari kelompok pendidikan disebabkan oleh tahun ajaran baru pada Juli lalu.
Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,57% dan andilnya 0,1%.
"Sumbangannya 0,1% cukup tinggi, kalau diperhatikan karena ada kenaikan di kelompok bahan jadi."
Berdasarkan komponennya, inflasi inti mencapai 0,26% dan andil inflasi sebesar 0,16%. Adapun inflasi dari harga yang diatur pemerintah atau administered price hanya 0,07% dan andil 0,02%. Dari hasil tersebut, Kecuk menegaskan dampak dari administered price sudah tidak ada lagi.
Untuk bahan pangan bergejolak, BPS mengumumkan inflasinya mencapai 0,17% dengan andil 0,04%.