Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

130 PLTS Skala Kecil Dibangun di NTB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan anggaran Rp3,5 miliar pada 2017 untuk membangun 130 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebar di Nusa Tenggara Barat.
PLTS Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara berkapasitas 600 kiloWattpeak (kWp), merupakan PLTS terbesar di Indonesia saat ini. Dibangun di atas lahan seluas 3 hektar, pembangkit listrik tenaga surya tersebut telah resmi beroperasi sejak 13 Mei 2012 dan masih berfungsi dengan baik hingga hari ini. /Bisnis.com
PLTS Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara berkapasitas 600 kiloWattpeak (kWp), merupakan PLTS terbesar di Indonesia saat ini. Dibangun di atas lahan seluas 3 hektar, pembangkit listrik tenaga surya tersebut telah resmi beroperasi sejak 13 Mei 2012 dan masih berfungsi dengan baik hingga hari ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, MATARAM — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan anggaran Rp3,5 miliar pada 2017 untuk membangun 130 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebar di Nusa Tenggara Barat.

Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yuliadi Ismono mengatakan, ratusan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebut akan dibangun di daerah terisolir yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, dan Dompu.

"Proyeknya sudah ditender, mungkin akhir Agustus 2017 proses pembangunan sudah bisa dilakukan," katanya.

Menurutnya, sasaran penerima program PLTS Tersebar tersebut adalah rumah tangga yang tinggal di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik dari PLN.

Daerah tersebut juga diperkirakan bisa menikmati listrik dari PLN dalam waktu 2—3 tahun ke depan.

Rumah tangga sasaran, lanjut Yuliadi, merupakan rekomendasi dari pemerintah kabupaten yang masuk dalam pembahasan di musyawarah rencana pembangunan (musrenbang).

"Jadi dusun atau desa yang menjadi sasaran juga sudah tercatat di pemerintah bahwa belum mendapat layanan jaringan listrik dari PLN," ujarnya.

Yuliadi menjelaskan, program PLTS Tersebar tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di NTB, melalui pemanfaatan energi baru terbarukan.

Rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah penduduk yang mendapatkan listrik terhadap total jumlah penduduk di suatu daerah.

Oleh sebab itu, lanjut Yuliadi, rumah tangga sasaran tidak mesti harus berasal dari warga kurang mampu, namun masyarakat kalangan ekonomi ke atas juga bisa mendapatkan karena memang belum bisa menikmati listrik dari PLN.

"Kami tidak melihat kaya atau miskin, kalau dia tinggal di pegunungan atau daerah terpencil seperti Tepal dan Batu Rotok, di Sumbawa, yang belum ada jaringan listrik PLN, bisa diberikan PLTS," katanya.

Data PLN Wilayah NTB tercatat rasio elektrifikasi di NTB sudah mencapai 77,68% pada 2016.

Badan usaha milik negara itu juga menargetkan rasio elektrifikasi di NTB pada 2019 mencapai 90%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper