Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkasa Pura II dan Bandarudara Internasional Jabar Lanjutkan KSO Kertajati

Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta PT Angkasa Pura II dan BUMD PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) segera menindaklanjuti kerja sama operasi (KSO) Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Suasana proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, di Majalengka Jawa Barat, Minggu (21/5)./Antara-Novrian Arbi
Suasana proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, di Majalengka Jawa Barat, Minggu (21/5)./Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta PT Angkasa Pura II dan BUMD PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) segera menindaklanjuti kerja sama operasi (KSO) Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan permintaan ini mengingat sudah hampir semua maskapai dalam negeri dan luar negri sudah melakukan kesepakatan kerja sama menggelar penerbangan dari BIJB Kertajati. “Saya meminta AP II dan BIJB supaya segera membuat KSO, supaya semua pihak nyaman,” katanya di Bandung, Rabu (26/7/2017).

Dia mencatat hampir seluruh maskapai di Indonesia sudah menandatangani perjanjian untuk menggunakan BIJB di antaranya yaitu Garuda Indonesia Airlines, Citilink, Sriwijaya Air, Airasia, NAC, Kalstar dan Cathay Pacific. “Semua maskapai sudah menandatangani perjanjian untuk menggunakan Bandara tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, selain demi kenyamanan maskapai, KSO kedua belah pihak tersebut juga akan membuat sejumlah investor yang berencana menanamkan modal di sana tenang. Heryawan mengakui BIJB Kertajati meski sudah memiliki agenda operasi tetap membutuhkan kepastian pengoperasian. “Agar nyaman termasuk para stakeholders, pemegang saham dan pelaku investasi,” tuturnya.

Desakan ini diakui dirinya lahir setelah menetapkan AP II sebagai operator BIJB Kertajati menggandeng PT BIJB. Kedua korporasi ini menurutnya sulit menemukan kesepakatan karena bertahan dalam draft KSO masing-masing. “Batu turun pasir naik, kalau batu nggak turun-turun, pasir nggak naik tidak akan ketemu [kesepakatan],” paparnya.

Pihaknya juga menjamin PT BIJB tidak perlu dikhawatirkan dalam sisi pendanaan dalam KSO tersebut mengingat sudah mengantongi pinjaman cukup besar dari sindikasi bank pembangunan daerah Syariah. Pinjaman sebesar Rp906 miliar tersebut akan mempercepat proses pembangunan bandara yang dijadwalkan beroperasi Juli 2018. “Dana sudah tidak ada masalah, relatif aman,” cetusnya.

Jika kedua belah pihak sudah menandatangani KSO, dirinya yakin rencana operasional Bandara pada 2018 nanti akan makin mudah. Hal ini terjadi karena segala sesuatunya sudah disiapkan matang kedua belah pihak sejak saat ini. “Makanya segeralah tandatangani KSO agar semua pihak merasa nyaman,” tuturnya.

Heryawan kembali mengingatkan bahwa dari sisi pendanaan, BIJB menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang melibatkan pemerintah daerah. Berbeda dengan bandara lainnya yang dibangun oleh pemerintah pusat dan AP II/ AP I. “Perpaduan BUMN dan BUMD itu yang membuat bandara ini istimewa,” tegasnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan meski sudah ada kesepakatan antara Gubernur Jabar dan AP II, pihaknya mash terus membahas draft KSO dengan operator sejumlah bandara di Indonesia itu. Karena itu Virda belum bisa memastikan waktu penandatangan KSO. “Belum ada gambaran [waktu]. Kalau draftnya sudah ada,” ujarnya pada bisnis.

Virda enggan merinci poin-poin KSO yang membuat rencana tersebut belum bisa terwujud dalam waktu dekat. Dia hanya mengatakan jika pembicaraan kedua belah pihak masih membahas detail dari kerjasama pengoperasian tersebut. “Belum bisa disampaikan karena kami masih terus negoisasi dengan AP II,” tukasnya.

Namun pihaknya merinci pembangunan sisi darat yang menjadi tanggung jawab PT BIJB secara keseluruhan sudah mencapai 50%. Pembangunan sisi darat ini terbagi kedalam tiga paket. Paket pertama yaitu pekerjaan infrastruktur, grading jalan dan simpang susun oleh PT Adhi Karya yang progresnya sudah di angka hampir 80%.

Paket kedua yakni pembangunan gedung terminal utama yang dikerjakan oleh WIKA dan PP sudah mencapai 29%. Sementara paket ketiga yaitu pengerjaan gedung-gedung pendukung non terminal yang kini sudah mencapai 70%. “Seluruh paket konstruksinya ditargetkan rampung pada Desember 2017,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan bisnis, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas kepercayaan yang diberikan untuk mengelola bandara tersebut. "Dalam waktu dekat AP II dan PT BIJB akan membahas lebih detail terkait pengoperasian BIJB,"katanya Minggu (23/7).

Menurut Awaluddin dalam tahap awal, kerja sama pengoperasian BIJB segera dimulai dengan penandatanganan framework commitment dan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara AP II dan PT BIJB selaku BUMD Jawa Barat yang bertanggung jawab membangun sisi darat dan terkait pengoperasian BIJB. (K57)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper