Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai rencana redenominasi mata uang rupiah saat ini belum tepat mengingat kondisi perekonomian yang belum kuat.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi B Sukamdani menyatakan saat ini bukan saat yang tepat untuk menerapkan redenominasi rupiah. Pasalnya, pelaksanaan kebijakan itu harus dilakukan saat kondisi perekonomian berada dalam posisi stabil.
“Kalau ingin membahas Undang-undang itu di DPR tidak apa-apa. Selain itu, sosialisasi juga memungkinkan untuk dilakukan,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (23/7/2017).
Hariyadi menilai keuntungan jangka panjang yang bisa didapat oleh Indonesia dengan melakukan redenominasi Rupiah adalah menguatnya nilai mata uang itu. Selain itu, nominal yang diberlakukan hampir mirip dengan mata uang negara-negara maju.
Namun, kondisi sebaliknya bakal terjadi bila penerapan tidak dilakukan pada saat yang tepat. Hal itu justru akan mengganggu perekonomian Indonesia.
“Kalau tidak tepat momentumnya bisa menarik inflasi. Rasanya, sekarang sampai tiga tahun ke depan belum saatnya memberlakukan kebijakan itu,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya oleh Bisnis.com, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo akan segera membahas rencana redenominasi rupiah dengan Presiden Joko Widodo.
Saat ini, Agus justru menilai merupakan momentum yang tepat untuk membahas rancangan beleid tersebut. Pihaknya menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan Ham, serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.