Bisnis.com, BALIKPAPAN—Bank Indonesia meminta kepada pemerintah provinsi di Kalimantan untuk melakukan diversifikasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan Kalimantan menyumbang 8% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2017. Dari porsi 8% itu, sambung Agus, setengahnya berasal dari Kalimantan Timur.
"Kontribusi pertumbuhan ekonomi Kalimantan sangat bergantung pada sumber daya alam. Kalau harga komoditas di dunia bagus, pertumbuhan ekonomi Kalimantan bagus. Kalau kondisi di dunia jelek, [Kalimantan] juga jadi jelek. Saat ekonomi lagi bagus, kita suka lupa melakukan diversifikasi," ungkapnya di Balikpapan, Jumat (14/7/2017).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2017 sekitar 81% dikontribusikan dari Jawa dan Sumatra. Bank Indonesia menilai kontribusi Pula Kalimantan masih sangat kecil dan cenderung tidam stabil.
Dody Budi Waluyo, Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia menuturkan pemerintah Kalimantan Timur harus melakukan diversifikasi horizontal dan vertikal untuk mencetak pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Dody mengungkapkan diversifikasi horizontal di Kalimantan Timur bisa dilakukan dengan memaksimalkan wisata alam atau yang disebut ekoturisme seperti potensi sungai dan hutan yang cukup luas. Untuk yang lebih spesifik, masyarakat di Kalimantan Timur memiliki konsep kebudayaan, sosial terkait dengan alam yang sangat kuat.
Baca Juga
Sementara itu, diversifikasi vertikal yang diusulkan Bank Indonesia untuk Kalimantan yakni hilirisasi kelapa sawit dan karet. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akhir 2017 berada pada kisaran 5%—5,4%. Otoritas moneter ini optimis, bila diversifikasi berhasil dilakukan maka pertumbuhan ekonomi akan lebih baik.