Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Lebaran, Strategi Diskon Siap Dilancarkan Peritel Modern

Staf Ahli Aprindo Yongky Susilo mengatakan peritel modern masih terus memberikan potongan harga untuk menarik konsumen lebih banyak lagi
Ilustrasi./.themall.co.uk
Ilustrasi./.themall.co.uk

Bisnis.com, JAKARTA- Staf Ahli Aprindo Yongky Susilo mengatakan peritel modern masih terus memberikan potongan harga untuk menarik konsumen lebih banyak lagi.

“Mau tidak mau. [Ini] masa liburan,” ujar Yongky kepada Bisnis.

Dia memprediksi pertumbuhan penjualan selama Ramadan dan Idulfitri 2017 sama dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Adapun tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan penjualan ritel selama Ramadan dan Idulfitri bisa mencapai 40%.

Pola belanja masyarakat pada Ramadan tahun ini disebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya masyarakat sudah meningkatkan konsumsi jauh-jauh hari sebelum Idulfitri, bahkan sebelum Ramadan, maka kali ini penjualan baru mengalami kenaikan hanya beberapa hari sebelum Idulfitri.

Berdasarkan pengamatan Aprindo, masyarakat menunggu pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji bulan Juni sebelum meningkatkan konsumsi.

Seperti diketahui Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengemukakan belanja kebutuhan sehari-hari untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran tahun ini turun dibadingkan 2016.

“Ya, turun. Masyarakat kelihatan belanja tetapi hanya belanja secukupnya, kuantitas kecil,” tutur Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey kepada Bisnis.

Padahal, pada Ramadan dan Idulfitri 2016, peritel modern menikmati kenaikan penjualan antara 11,5%-13%, saat ini tidak mencapai angka tersebut.

Aprindo mengatakan masih menunggu laporan lengkap dari anggota mengenai realisasi penjualan selama Ramadan dan Idulfitri. Namun, dari data sementara yang mencakup pekan pertama dan kedua Ramadan, angka penjualan terlihat anjlok.

Sebelumnya, Aprindo melihat adanya pergeseran pola belanja dipengaruhi oleh sentimen negatif atas kondisi dan situasi sehari-hari, seperti kondisi politik dan keamanan dalam negeri.

Menurut Roy, saat ini masyarakat hanya berbelanja barang-barang kebutuhan pokok. Itu pun dalam volume yang secukupnya alias tidak menyimpan banyak stok (Bisnis.com, 8 Mei 2017).

Hal itu terlihat pada realisasi kinerja ritel kuartal I/2017 yang kenaikannya hanya 3,9% dari periode yang sama tahun lalu. Jika penjualan ritel secara rata-rata menyentuh Rp30 triliun dalam satu kuartal, maka pada kuartal pertama tahun ini angkanya di bawah itu.

Survei Penjualan Eceran yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI) baru-baru ini juga menunjukkan indikasi perlambatan pada pertumbuhan penjualan eceran sepanjang awal 2017. Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari tumbuh 3,7% secara year-on-year (yoy). Angka ini lebih rendah dari kenaikan tahunan pada Januari 2017 yang mencapai 6,3%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper