Bisnis.com, JAKARTA - Industri didorong ikut serta meningkatkan produktivitas kakao melalui sejumlah program. Apalagi tahun ini, pemerintah belum mengalokasikan anggaran untuk perbaikan komoditas kakao, seiring fokus Kementerian Pertanian terhadap swasembada padi, jagung, dan kedelai.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menyebut kondisi perkebunan kakao sedang kritis. Sebagian besar tanaman kakao perlu peremajaan dan produktivitas rendah.
Hampir 96% perkebunan kakao adalah kebun rakyat. Di dalamnya melibatkan 1,7 juta petani dengan kepemilikan rata-rata 1 ha tiap petani. Sentra kakao tersebar di 28 kabupaten di 16 propinsi.
Saat ini produksi kakao nasional sebanyak 340.000 ton per tahun, belum mencukupi kebutuhan industri sebesar 800.000 ton per tahun. Tingkat produktivitas rata-rata 300 kg per ha, jauh dari potensi 2,7 ton per ha.
Menurutnya, perlu ada perhatian untuk komoditas Kakao. Sebab, jangan sampai petani mengganti kakao dengan komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Pemerintah sebenarnya telah melakukan upaya perbaikan melalui program Gernas Kakao pada 1999-2013. Namun, program ini hanya menyentuh 26% dari total kebun.
"Maka saya mendorong swasta, sekecil apapun, sangat penting untuk perbaikan kakao. Ini sebagai upaya mengembalikan kejayaan kakao Indonesia," tuturnya dalam kegiatan buka bersama yang diselenggarakan PT Mondelez Indonesia, Jumat (19/6).