Bisnis.com, JAKARTA-- PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku operator tol Jakarta—Cikampek menyatakan segala aktivitas proyek konstruksi yang saat ini tengah berlangsung di tol Jakarta—Cikampek akan dihentikan pada H-10 lebaran. Hal ini dilakukan guna memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada pengguna jalan saat mudik.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menyatakan, saat ini kemacetan yang terjadi di tol Jakarta—Cikampek semakin parah akibat adanya proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Kondisi itu diprediksi akan semakin bertambah parah dengan adanya proyek pembangunan jalan tol Jakarta—Cikampek II Elevated yang dilakukan Jasa Marga.
“Tahun lalu saja sudah padat sebelum dirusuhi oleh LRT, nanti tambah dirusuhi lagi oleh proyek kami. Nanti H-10 seluruh aktivitas proyek bersih, dan ada tambahan manfaat karena di ruas Japek [Jakarta-Cikampek] ini ada pelebaran lajur,” ujarnya, Senin (29/5/2017).
Dia menjelaskan, saat ini Jasa Marga tengah membangun tol Jakarta—Cikampek II Elevated yang akan dibangun di atas jalan tol Jakarta—Cikampek eksisting. Sebelum konstruksi di tengah jalan tol dilakukan, perseroan melakukan penambahan dua lajur masing-masing di kiri dan kanan jalan untuk mempertahankan kapasitas jalan tol selama masa konstruksi proyek tersebut.
Saat ini, pelebaran dua lajur di kiri dan kanan jalan tol telah selesai di KM 62 hingga KM 67. Dengan demikian, para pemudik dapat menikmati tambahan lajur sepanjang 5 kilometer saat arus mudik nanti.
Desi menambahkan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Korlantas Polri terkait rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan saat arus mudik nanti. Selain itu, perseroan juga akan memasang alat sensor pendeteksi kecepatan, yang akan menjadi tolak ukur bagi kepolisian untuk melakukan pengalihan arus lalu lintas bila kecepatan minimum terlampaui.
“Sejak tiga bulan lalu sudah dimulai koordinasi untuk jalan mudik, dan dua-tiga minggu terakhir sangat intensif. Ada tiga jalur di Jabodetabek yang kritis, yaitu tol Japek, Jagorawi, kemudian Jakarta-Tangerang. Titik terawan ada di Cikunir, jadi kalau bisa dihindari,” ujarnya.