Bisnis.com, JAKARTA - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, menghibahkan empat kandang closed house kepada empat universitas yakni Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Hassanudin Makasar, dan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Komisaris Independen PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Suparman Sastrodimedjo menyampaikan kandang closed house dapat meningkatkan efisiensi pemeliharaan ayam ras.
"Kami sangat menyadari perlunya kerjasama dengan perguruan tinggi baik dalam pengembangan pakan, perbibitan, dan budidaya. Perlu upaya transfer teknologi, sehingga sektor perunggasan bisa bersaing dengan perunggasan dari negara lain," katanya saat memberi sambutan dalam launching teaching farm dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ke empat PTN, Senin (15/5/2017).
Bisnia Unit Head Farm PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Yoseph Arisanto menyampaikan masih banyak peternak di Tanah Air yang menerapkan kandang opened house, dimana jumlahnya mencapai 80%. Adapun, sisanya yakni 20% industri peternakan telah menerapkan kandang closed house.
Yoseph menemukan di Sumatera, masih ada yang pemanasnya menggunakan batubara, sehingga asap yang cukup beracun dan mengganggu kesehatan ayam. Juga dengan kondisi terbuka banyak yang kepanasan sehingga membuat ayam stres.
"Genetik ayam sudah berbeda, sehingga harus memberikan lingkungan kandang yang berbeda, pengelolaan, serta teknologinya. Agar potensi genetiknya bisa lebih maksimal. Khususnya di poultry business, maka bagaimana agar bisa memberikan ayam ini dengan kondisi manajemen yang terbaik," imbuhnya.
Yoseph menjelaskan penerapan kandang closed house membuat biaya produksi unggas bisa lebih efisien. Dimana, kapasitas kandang closed house per meter persegi dapat menampung 20 ekor, sementara kandang opened house hanya menampung 8-9 ekor per meter persegi.
"Per kandang bisa 30.000 ekor. Maka otomatis operatornya cukup satu orangnya sehingga terjadi efisiensi harga. Meski investasi kandang closed house lebih tinggi," imbuhnya.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diamirta menyampaikan kandang closed house merupakan peternakan masa depan karena menciptakan usaha peternakan yang efisien.
Diakuinya, investasi kandang closed house memang tinggi. Namun, dengan sistem ini lebih mudah mengendalikan penyakit unggas, seperti H9N2.
"Kalau kita tidak mau merubah ini, dari yang konvensional ke modern ini, maka Indonesia akan kalah di biaya produksi. Dan akhirnya kita akan selalu kalah bersaing," katanya.