Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Domestik Diminta Buka Hub Alternatif

Guna mengoptimalkan waktu alokasi terbang (slot time) rute internasional di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Kementerian Perhubungan mulai membujuk maskapai domestik untuk mencari bandara pengumpul alternatif lainnya.
Bandara Soekarno Hatta/Wikimapia
Bandara Soekarno Hatta/Wikimapia

Bisnis.com, JAKARTA — Guna mengoptimalkan waktu alokasi terbang (slot time) rute internasional di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Kementerian Perhubungan mulai membujuk maskapai domestik untuk mencari bandara pengumpul alternatif lainnya.

Direktur Angkutan Udara Kemenhub Maryati Karma mengatakan Bandara Soekarno-Hatta saat ini masih menjadi bandar udara pengumpul (hub) utama bagi sebagian besar maskapai domestik untuk menginapkan armadanya.

“Kami ingin hub para maskapai ini dapat digeser ke bandara-bandara lainnya agar kepadatan lalu lintas pesawat di Bandara Soekarno-Hatta itu bisa dikurangi,” katanya di Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Saat ini, lanjut Maryati, Kemenhub masih melakukan pemetaan hub-hub baru, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Dia optimistis rute penerbangan internasional di Soekarno-Hatta, khususnya pada penerbangan malam dapat menjadi lebih optimal.

Dalam pemetaan hub itu, Kemenhub memprioritaskan terhadap tiga grup maskapai yang memiliki jumlah armada cukup besar, yakni Garuda Indonesia Group, Lion Air Group dan Sriwijaya Air Group.

“Airline sekarang ini punya armada banyak, yakni Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group, lalu juga ada Sriwijaya Air Group yang mulai banyak. Kami berharap pesawat milik maskapai itu, tujuan akhirnya tidak semua ke Cengkareng,” tutur Maryati.

Dia mengungkapkan Kemenhub telah mengusulkan beberapa hub baru bagi para maskapai domestik. Misalnya, Garuda Indonesia antara lain seperti Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Tak hanya itu, Kemenhub juga mengusulkan beberapa bandara di Indonesia timur untuk maskapai pelat merah itu, yakni Bandara Sentani Jayapura dan Bandara Dominique Edward Osok Sorong.

Kemudian, hub Lion Air Group diusulkan di Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Kualanamu Medan. Adapun, Bandara Adisumarmo sudah lebih dulu menjadi hub Lion Air.

Lalu, hub Sriwijaya Air Group diusulkan di di Bandara Dominique Edward Osok, Sepinggan, dan Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Nantinya, hub Sriwijaya Air Group akan diisi Sriwijaya Air dan Nam Air, termasuk maskapai rekanan, yakni Transnusa.

“Namun usulan ini belum firm, karena harus dibicarakan lagi dengan airlines. Efisiensi dari airline juga harus kami hitung. Kalau kami perintahkan kan bisa-bisa saja. Tapi bukan begitu caranya. Kita perlu komunikasi,” ujar Maryati.

Sementara itu, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait menuturkan bahwa Lion Air mendukung konsep pemetaan hub baru dari regulator itu. Menurutnya, penyebaran hub itu diharapkan dapat mengakomodasi penambahan kapasitas Lion Air Group.

“Kami mendukung, tapi kan tidak serta merta ini berjalan. Kami juga baru diberitahu informasinya. Namun, idenya sudah bagus. Tinggal bagaimana ide ini dapat terlaksana, tentunya kami akan cermati lebih lanjut,” katanya.

Menurut Edward, Lion Air Group sebenarnya telah menetapkan Solo dan Makassar sebagai hub. Namun demikian, penetapan hub tersebut juga harus dapat dipertegas dengan kebijakan dari pemerintah itu.

“Yang penting pelayanan bagi masyarakat. Kami yakin dengan hub-hub di luar Soekarno Hatta ini, pelayanan angkutan udara bisa lebih baik lagi nantinya. Tapi sekali lagi, kita harus cermati dulu seperti apa,” tuturnya.

Direktur Niaga Sriwijaya Air Toto Nursatyo mengatakan Sriwijaya Air memang tengah mencari basis hub baru guna mengatasi keterbatasan kapasitas slot penerbangan di sejumlah bandara tertentu.

Bandara yang dibidik Sriwijaya Air, yakni Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Bandara Sepinggan, dan Bandara Dominique Edward Osok. Namun demikian, maskapai sampai saat ini masih menunggu keputusan dari pemerintah.

“Yang pasti kalau bandara akan menjadi hub, maka infrastruktur harus ditingkatkan. Hub itu ada persyaratannya. Terminal harus cukup, fasilitas transit memadai, dan lain sebagainya. Ini yang harus dipikirkan dahulu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper