Bisnis.com, MALANG - Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKS) meminta agar harga susu yang dibeli industri pengolah susu (IPS) dipatok Rp7.000/lliter untuk mempercepat swasembada protein, terutama pada susu.
Wakil Ketua GKSI Pusat Sulistyanto mengatakan saat ini harga susu di IPS mencapai Rp5.700-Rp5.800/liter untuk grate 1 dengan total solid 12%.
Harga tersebut naik bila dibandingkan tahun sebelumnya. Kebanyakan peternak menyetor susu ke IPS dengan kualitas di bawah grate 1 dan TS 12% sehingga ada penurunan harga Rp200/liter.
“Sudah ada iktikad baik dari IPS untuk menaikkan harga susu Rp200/liter,” ujarnya di Malang, Kamis (2/2/2017).
Namun, dengan harga sebesar itu, dia memprediksikan sulit untuk mencapai swasembada protein di bidang persusuan dalam waktu cepat.
Hal itu terjadi karena dengan harga susu sebesar itu tidak mampu menjadi daya dorong untuk meningkatkan kepemilikan sapi maupun peningkatan kualitas serta volume produksi susu.
Dia mengilustrasikan, untuk mencapai produksi 2 liter susu, dibutuhkan 1 kg konsentrat seharga Rp5.200/kg dan hijauan seharga Rp400/kg. Dengan biaya seperti, maka sisa yang diperoleh peternak sangat minim.
Dengan demikian, biaya tenaga kerja budi daya sapi ternak tidak dihitung. Padahal kalau mengacu upah minimum kota/kabupaten, seharusnya ada kenaikan setiap tahun. Belum lagi terkait dengan masalah inflasi.
Dari sisi bisnis, kata dia, harga sebesar itu jelas belum memenuhi harga keekonomian susu. Mengacu informasi dari industri peternakan sapi perah yang sudah modern di Malang, harga susu yang ideal setidaknya mencapai Rp7.000/kg.
“Padahal, mereka sudah mengusahakan peternakan sapi dengan mesin sehingga seharusnya sudah efisien,” ujarnya.
Petani sulit menyetor susu dengan harga susu yang masih di kisaran Rp5.700-Rp5.800/kg karena pemberian makan ke sapi tidak ideal, kurang dari porsi yang seharusnya.
Dampaknya produksi susu juga tidak bisa optimal. Karena kesejahteraan peternak yang terbatas itulah, maka tingkat kepemilikan sapi juga sedikit. Saat ini rata-ratakepemilikan sapi oleh peternak hanya mencapai 2-4 ekor saja. Padahal, idealnya kepemilikan sapi perah mencapai 7-10 ekor per peternak.