Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia akan mengelola kinerja ekspor dan impor terhadap Rwanda yang diklaim mengalami kenaikan hingga 12 kali lipat pada 2016 dibandingkan dengan 2015.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan potensi perdagangan ke negara Afrika Timur tersebut sangat menjanjikan kendati jumlah penduduknya hanya 12 juta jiwa. Rwanda bahkan juga berkeinginan membuka kantor kedutaan besar di Jakarta.
"Kenaikan 12 kali lipat ini merupakan potensi besar yang bisa kami kelola," kata Retno seusai menerima kunjungan kehormatan parlemen Korea Selatan di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (12/1/2017).
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai pengapalan Indonesia ke Rwanda pada 2015 mencapai US$400.800. Nilai tersebut meningkat tajam mencapai US$5,25 juta pada 2016.
Sebaliknya, Indonesia hanya mengimpor barang senilai US$13.000 pada 2015 dan US$41.700 pada 2016. Hampir seluruh transaksi dagang yang dilakukan untuk komoditas nonmigas.