Bisnis.com, YOGYAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara III Holding tahun ini akan fokus merapikan dan membenahi aset-aset fisik guna menggenjot efisiensi keuangan perusahaan.
Untuk revitalisasi aset fisik tersebut, PTPN tengah menjajaki sumber pendanaan sebesar Rp6 triliun.
Direktur Utama PTPN III Holding Elia Massa Manik menyampaikan saat ini ada beberapa program besar yang sedang dilakukan PTPN Holding untuk dapat mengidentifikasi secara komprehensif persoalan-persoalan fisik di PTPN, terutama yang selama ini menghambat efisiensi.
"Sekarang misalnya studi gula sedang kita lakukan, nanti Maret akan selesai studinya. Akan diketahui berapa banyak kita butuh lahan. Untuk PKS [pabrik kelapa sawit], kita lihat dowstream-nya itu, perusahaan berpotensi kehilangan Rp1 triliun karena losses yang sangat tinggi di pabrik," jelas Massa saat ditemui di Yogyakarta, Senin (9/1).
Komoditas kelapa sawit merupakan penyumbang pendapatan utama PTPN, mencapai 65%. Massa mengemukakan perlu ada perbaikan di sisi pabrik sehingga losses tidak akan terlalu besar.
Saat ini PTPN Holding memiliki 531.168 ha HGU sawit, 73 unit PKS yang tersebar di kebun-kebun, dengan kapasitas produksi total 3.170 ton TBS (tandan buah segar) per jam.
Komoditas lain yang tengah ditata budidayanya yaitu teh yang sekarang di dunia sedang surplus sehingga harganya jatuh.
Tahun ini, PTPN mulai melakukan pemetaan komoditas ini sehingga diketahui berapa banyak yang harus diperbaiki, diremajakan, maupun dibenahi mulai dari bibitnya.
"Teh nasional produksinya sekitar 130.000 ton, 70%-nya dihasilkan di Jabar. Dari produksi 13.000 ton itu, 50%-nya diproduksi oleh PTPN. Pabrik teh kita banyak juga yang sudah tua. Semua mapping ini akan membantu kita untuk nanti masuk ke dowstream. Kalau sudah di downstream, kita lebih stabil karea lepas dari jebakan harga komoditas," jelas Massa.
Direktur Keuangan PTPN III Holding Erwan Palawi menyebut perseroan pun tengah menata status lahan-lahan HGU perseroan.
Dana sebesar Rp6 trilun tersebut, menurutnya, secara khusus memang digunakan untuk perbaikan mendasar kinerja perusahaan.
Erwan memaparkan PTPN Holding telah beberapa kali melaksanakan pertemuan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil untuk mengintensifkan sertifikasi lahan-lahan PTPN. Saat ini, seluruh 14 PTPN memiliki total luas lahan HGU mencapai 1,1 juta ha.
“Banyak sekali sertifikat yang belum diperpanjang, ada yang belum beres, ada juga lahan kami yang sudah digarap orang lain. Dari sekarang kita coba rapikan. Dari 1,1 juta ha itu, 400.000 ha mungkin yang harus ditata,” ungkap Erwan pada Bisnis.
Dia menyebut selama semester 1 tahun ini, penataan pabrik gula, pabrik kelapa sawit, dan HGU kebun ditargetkan selesai sehibgga perseroan akan fokus menuju program strategis lain.