Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WISATA HALAL: Investor Timteng Sarankan Tak Perlu Klaster Khusus

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC menyatakan akan melakukan evaluasi ulang terhadap konsep wisata halal yang akan ditawarkan kepada calon investor asal Timur Tengah.
Gubernur NTB TGH Zainul Madji saat bertemu dengan Chied Executive Officer Maarij Capital Akmal Saleem terkait dengan pembahasan investasi pariwisata halal di ruang tamu gubernur, Mataram, Jumat (21/10/2016)/Bisnis.com- Eka Chandra Septarini
Gubernur NTB TGH Zainul Madji saat bertemu dengan Chied Executive Officer Maarij Capital Akmal Saleem terkait dengan pembahasan investasi pariwisata halal di ruang tamu gubernur, Mataram, Jumat (21/10/2016)/Bisnis.com- Eka Chandra Septarini

Bisnis.com, PRAYA, Lombok Tengah - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC menyatakan akan melakukan evaluasi ulang terhadap konsep wisata halal yang akan ditawarkan kepada calon investor asal Timur Tengah.

Direktur Pengembangan ITDC Edwin Darmasetiawan mengatakan evaluasi ulang tersebut perlu dilakukan lantaran perbedaan persepsi tentang pariwisata halal antarcalon investor asal Timur Tengah tersebut berbeda.

"Akan kami reevaluasi lagi terkait dengan penawaran yang kami berikan. Kami juga akan mencari narasumber yang lebih tepat dan cocok untuk memberikan masukan tentang wisata halal tersebut," ujar Edwin kepada media di Praya, Lombok Tengah, Kamis (8/12/2016).

ITDC selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika menyiapkan klaster halal seluas 300 hektare dari total 1.175,23 hektare luas lahan.

Sudah ada ketertarikan dari sejumlah investor Timur Tengah untuk menggarap pasar halal di KEK Mandalika, di antaranya dari Uni Emirat Arab, Mesir, dan Arab Saudi yang masih melakukan pengkajian.

Evaluasi ulang yang dilakukan terkait klaster halal tersebut, lantaran ada beberapa investor yang menilai tidak perlu sampai ada klaster khusus untuk wisata halal.

Menurut Edwin, beberapa negara calon investor tersebut menyebut terkait wisata halal cukup diperhatikan hal-hal mendasar seperti arah kiblat, ketersediaan makanan halal, dan juga sarana ibadah yang memadai.

"Ada beberapa yang bilang cukup dengan seperti itu, tidak perlu sampai ada klaster khusus," papar Edwin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper