Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Muda di Jateng Mulai Bidik Bisnis Berbasis Digital

Pengusaha muda di Jawa Tengah mulai membidik bisnis berbasis digital seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang merambah ke pelosok daerah.
Pembicara seminar memaparkan tips menjadi pengusaha di Kampus Undip Semarang, Rabu (30/11). /Bisnis.com
Pembicara seminar memaparkan tips menjadi pengusaha di Kampus Undip Semarang, Rabu (30/11). /Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG—Pengusaha muda di Jawa Tengah mulai membidik bisnis berbasis digital seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang merambah ke pelosok daerah.

Bisnis berbasis digital masuk kategori industri kreatif, yang saat ini menempati nomor tiga jenis usaha paling banyak diminati di Indonesia.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jateng, M. Reza Tarmizi mengatakan program Hipmi Jateng yang teranyar yakni mencari kawula muda yang memiliki ide kreatif serta memecahkan persoalan dalam sebuah perusahaan. Program itu lebih akrab dikenal ‘Ide Muda’.

Dari program itu, katanya, diharapkan akan tumbuh jiwa keberanian menjadi seorang pengusaha dengan berbagai keahlian dengan tujuan membuka peluang baru untuk merekrut tenaga kerja.

Reza mengatakan kepeminatan kawula muda saat ini yakni berbisnis dengan basis digital. Hal itu juga sesuai dengan keinginan pemerintah yang menginginkan supaya bisnis itu tetap bertumbuh dan mencetak entrepreneur baru.

“Kami lihat kecenderungan kaum muda sekarang, khususnya di Jateng mengarah pada bisnis berbasis digital,” paparnya di sela-sela seminar bertema Mengembangkan Wirausaha muda Yang Inovatif dan Berbasis Digital di Kampus Undip Semarang, Rabu (30/11).

Selain banyak peminat, kata Reza, bisnis itu masuk kategori nomor empat yang membutuhkan tenaga kerja cukup banyak. Bahkan, pemerintah mengakui sektor itu merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia.

Pihaknya membeberkan data, dalam dua tahun terakhir (2014-2016), industri kreatif memberikan omzet sebanyak Rp645 triliun. Reza menegaskan industri kreatif tidak melulu berbasis digital tetapi juga industri wisata, industri batik, dan lain sebagainya.

Sampai sekarng, Reza mengatakan jumlah pengusaha di Indonesia sangat sedikit atau hanya 1,8 juta jiwa dari total keseluruhan penduduk Indonesia diperkirakan diangka 250 juta jiwa. Menurutnya, Indonesia masih ketinggalan dengan Singapura, Vietnam dan Laos.

Oleh sebab itu, para pengusah perlu menebarkan virus kewirausahaan bagi kawula muda supaya tidak terpaku menjadi pekerja di perusahaan atau pegawai negeri sipil di pemerintahan.

“Perekonomian suatu negara akan membaik dengan munculnya pengusaha baru. Ketika bicara wirausaha akan banyak risiko. Kuncinya ada niat dan networking,” katanya.

Consumer Banking Head PT Bank Mandiri Region Jateng dan DIY, Rudi As Atturidha mengatakan potensi industri kreatif di Semarang sangat besar. Hal itu merupakan suatu dinamika yang sangat menarik.

Menurutnya, ,menjadi pengusaha tidak perlu takut karena tidak memiliki uang. Dan yang terpenting, ujarnya, hanya dua yaitu ide dan networking.

Financial technology juga dibutuhkan. Mengenai aplikasi mobile, mengenai pembukuan dan pencatatan banyak yang tidak bisa. Itu saja dibuat, tinggal klik. Pemilik tidak harus di tempat. Semua pakai aplikasi,” terangnya.

Menurutnya, Bank Mandiri mendukung pendanaan bagi usaha mikro menengah dan kecil. Dalam hal ini, katanya, perseroan dengan Hipmi sudah ada dua ide menarik, yaitu program Hipmi Mengajar di Perguruan Tinggi dan Wirausaha Muda Mandiri yang menyasar mahasiswa.

Rudi menjelaskan Bank Mandiri dari 2007 fokus pada kewirausahaan, menciptakan manusia yang dapat men-create inovasi baru. Menurutnya, wirausaha muda harus tertarik pada inovasi dan apresiasi, pendidikan dan pengembangan kewirausahaan, penyebaran virus kewirausahaan.

Ekonom Universitas Diponegoro Semarang Nugroho SBM menambahkan peran wirausaha memiliki peran penting dalam ketenagakerjaan, bukan hanya jumlah tetapi juga kualitas. Yang menarik, dulu ada ekonom Amerika, Leontieff (1953), peran teknologi dan tenaga kerja ternyata tidak terpisahkan.

“Sumbangan tenaga kerja lebih besar dari modal dan investasi,” terangnya.

Dia menjelaskan peran wirausaha itu dapat membantu Pemerintah mengurangi pengangguran, meningkatkan pajak, mendorong inovasi baru di segala bidang untuk pertumbuhan ekonomi. Nugroho menjabarkan di negara maju jumlah wirausaha diangka 10% dari total penduduk setempat.

Alumnus Wirausaha Muda Mandiri 2009 Triwahyudi menjelaskan pengusaha yang bisa bertahan karena sebuah paksaan atau motivasi besar dalam hidupnya untuk menjadi lebih baik.

Pihaknya menjabarkan berbisnis tidak harus terpaku pada besaran modal dana, namun lebih pada passion atau hobi. “Saya hobi travelling. Nah, dari situ muncul ide bagaimana menyalurkan hobi itu sembari terjun di bisnis tersebut,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper