Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Turunkan Biaya Produksi Padi, Kementan Dorong Bantuan Alat Pertanian

Kementerian Pertanian menyebut akan terus meningkatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) untuk petani domestik demi menurunkan biaya pokok produks padi, sehingga harga beras juga dapat lebih terjangkau.
Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman di panen raya bersama di Desa Trayu, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (29/10)./Sekneg
Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman di panen raya bersama di Desa Trayu, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (29/10)./Sekneg

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menyebut akan terus meningkatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) untuk petani domestik demi menurunkan biaya pokok produksi padi, sehingga harga beras juga dapat lebih terjangkau.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring mengungkapkan saat ini biaya produksi padi oleh petani di Indonesia memang cenderung lebih tinggi dari negara-negara lain di kawasan. Selain itu, industri penggilingan Indonesia pun belum efisien.

“Makanya kita mendorong pemberian alsintan sebanyak mungkin sehingga biaya produksinya kurang lebih bisa sama. Kalau luas usaha tani sebenarnya cenderung mengalami peningkatan, kita bergerak ke arah sana,” terang Hasil di Jakarta, Rabu (2/11).

Hasil mengatakan jika dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand, biaya aspek tenaga kerja di Indonesia pun cenderung lebih tinggi. Apalagi, luas sawah petani domestik hanya 0,25-1 ha, jauh di bawah Vietnam yang 4-5 ha per petani atau Thailand 6-8 ha per petani.

Sekjen Persatuan Perusahaan Penggilingan Indonesia (Perpadi) Burhanudin mengungkapkan tingginya biaya produksi beras di Indonesia sejak dari level budidaya hingga penggilingan membuat harga beras Indonesia tidak berdaya saing.

Akibatnya, meski kelak mencapai surplus beras sebanyak 10 juta ton seperti yang ditargetkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Indonesia akan sulit mengekspor kelebihan produksi tersebut karena harganya di pasar global bisa lebih tinggi dari beras asal Vietnam dan Thailand.

“Pasti sulit untuk diekspor. Kalau beras organik bisa karena mereka di sana tidak produksi itu. Iklim produksi dan usaha beras di Indonesia memang mengondisikan harga beras kita lebih tinggi. Kebijakan kita tidak kondusif [untuk dapat mengekspor beras],” ungkap Burhanudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper