Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS TELEVISI: Mandek pada 2013, Panasonic Incar Pasar 12%

PT Panasonic Gobel Indonesia menargetkan dapat kembali merebut pangsa pasar televisi sebesar 12% pada 2018 setelah menarik bisnis TV plasmanya pada 2013.
Panasonic/ilustrasi
Panasonic/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – PT Panasonic Gobel Indonesia menargetkan dapat kembali merebut pangsa pasar televisi sebesar 12% pada 2018 setelah menarik bisnis TV plasmanya pada 2013.

Associate Director PT Panasonic Gobel Indonesia Achmad Razaki mengatakan meski permintaan televisi secara nasional tengah turun sekitar 10%, perusahaan optimistis bahwa pasar televisi Panasonic akan kembali naik dibanding saat ini yang hanya mampu menguasai sekitar 7% pasar dalam negeri.

“Kalau TV pangsa pasarnya sekitar 6%-7%. Dua atau tiga tahun yang lalu kami menarik bisnis [TV plasma] kami, sekarang ibaratnya kami baru masuk lagi. Jadi selama dua tahun lagi akan kembali di posisi sekitar 11%-12%, dengan posisi itu kami baru bisa bersaing dengan produk Korea Selatan dan Jepang juga,” katanya usai peluncuran produk audio visualnya, Jumat (9/9/2016).

Sebelumnya, pergeseran selera pasar menjadi LED telah membuat Panasonic global menutup bisnis TV plasmanya pada 2013. Menurut Reuters (9/10/2013), kontribusi kerugian bisnis TV Panasonic menjadi yang terbesar atau sekitar US$15 miliar pada 2011-2012.

Jika target pangsa pasar tersebut tercapai, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk mempertimbangkan membangun pabrik televisi di dalam negeri.

“Investasi di bisnis TV mahal karena teknologinya tinggi dan harus punya kapasitas besar. Perputaran produk audio visual lebih cepat dibanding home appliance. Itu akan menjadi pertimbangan kami,” ujarnya.

Dia mengatakan secara keseluruhan produk Panasonic mengalami peningkatan penjualan hingga 20% di pasar Tanah Air. Tahun ini perusahaan menargetkan tumbuh hingga 25% dari naiknya penjualan. 

Menurut Achmad, TV kelas high end Panasonic 100% masih diimpor dari Jepang, sedangkan level di bawahnya masih sekitar 50% dirakit di dalam negeri dan sisanya dirakit di pabrik di luar negeri, seperti Malaysia dan China.

Dia menjelaskan saat ini pasar TV masih dikuasai oleh ukuran TV 32 inchi dan 22 inchi, tapi dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah, pasar TV high end dengan ukuran TV 40 inchi mulai meningkat.

Guna menyabet pertumbuhan signifikan, perusahaan terus gencar melakukan aktifitas komersial. “Flagship produk kami ada di yang ukuran 40 inchi, pasarnya sekitar 5%-10%. Yang jelas kemarin stok kami naikkan 10%-20% masih kurang juga. Kira-kira sebulan penjualannya puluhan ribu lah untuk televisi,” katanya.

Achmad mengatakan dalam setahun penjualan perusahaan paling tinggi akan dialami pada bulan Desember hingga Januari dengan kenaikan hingga 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper