Bisnis.com, TERNATE - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) menyatakan, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam menentukan Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi ini, yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan.
"Hal ini harus jadi perhatian pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota. Menurunnya NTP Malut harus dilihat dari faktor-faktor penyebab yang saling berkaitan," kata Kepala Perwakilan BI Malut, Dwi Tugas Waluyanto di Ternate, Jumat (26/8/2016).
Dia menjelaskan, penyebab menurunnya NTP Malut harus dilihat dari beberapa faktor penyebab, di antaranya biaya produksi, transportasi dan distribusi, dan kompetensi petani yang sangat menentukan kualitas produksi.
Pembangunan infastruktur jalan harus diutamakan di pusat-pusat produksi pertanian untuk mengurangi biaya transportasi.
Faktor lainnya adalah pemasaran, dimana hasil produksi harus bisa terserap oleh pasar.
"Faktor teknis budi daya juga penting. Petani harus mampu mengakses pengetahuan untuk meningkatkan kompetensinya dalam bertani. Kadang-kadang petani sudah merasa ahli dalam bertani tanpa menyadari bahwa teknologi pertanian sudah berkembang," kata Dwi Tugas.
Ia menambahkan, hal yang tidak kalah penting adalah regenerasi petani, dengan meyakinkan angkatan muda bahwa profesi petani juga sangat menjanjikan untuk masa depan yang gemilang.
"Semua orang mesti juga tahu, apalagi di kalangan muda, bahwa dengan bertani kita juga hidup, dengan bertani masa depan juga cerah, sebab bertani itu merepukan pekerjaan yang termasuk manusiawi," katanya.
Dwi Tugas lebih jauh menyatakan, NTP di Malut merupakan permasalahan semua pihak. Dinas atau instansi terkait dan para ilmuwan atau akademisi sangat diharapkan mau turut berperan dalam upaya menjaga agar tidak terus menurun.
Sumber Daya Manusia Faktor Utama Nilai Tukar Petani
Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) menyatakan, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam menentukan Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi ini, yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

27 menit yang lalu
Ramalan Harga Emas Terbaru JP Morgan

47 menit yang lalu
Cuan Tebal BPJS Ketenagakerjaan dari Dividen BRI (BBRI)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

5 menit yang lalu
Produksi Sawit CPO RI Diproyeksi Tumbuh Tipis 3% pada 2025

11 menit yang lalu
Satgas IKN Dibubarkan, Badan Otorita Bakal Buat Tim Baru

55 menit yang lalu
Pabrik BYD Diganggu Ormas, BKPM Teriak Menarik Investasi Tak Mudah
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
