Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengklaim aktivitas penerbangan berjadwal domestik di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng mulai berangsur normal, seiring berbagai upaya perbaikan yang dilakukan.
VP Corporate Communications Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar mengatakan, saat ini Garuda terus melakukan koordinasi secara intensif dengan PT Angkasa Pura II, otoritas bandara dan aparat keamanan.
“Saat ini penerbangan yang delay jauh berkurang, dan akan terus kami upayakan agar penerbangan berjalan lancar dan normal. Proses perpindahan ini memerlukan adaptasi oleh semua pihak,” katanya di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Sayangnya, Benny tidak menjelaskan secara rinci jumlah penerbangan yang mengalami keterlambatan atau delay tersebut, sejak hari pertama pengoperasian perdana Terminal 3 pada 9 Agustus 2016, hingga saat ini.
Meski begitu, dia mengungkapkan, bahwa keterlambatan penerbangan Garuda di Terminal 3 disebabkan kepadatan arus keberangkatan yang cukup tinggi. Adapun, rata-rata pergerakan pesawat Garuda di Terminal 3 sekitar 127 penerbangan.
“Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi, dan juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para penumpang atas kesabaran dan pengertian terhadap kondisi terminal saat ini,” ujarnya.
Benny menyebut, sejumlah upaya yang telah dilakukan maskapai agar operasional penerbangan menjadi lancar antara lain, pengerahan tenaga bantuan internal Garuda (Familly Assistant Center/FAC) sebanyak lebih dari 100 personil.
Mereka nantinya akan bertugas membantu para penumpang, melayani pintu ruang tunggu keberangkatan (boarding gate), memberikan petunjuk informasi, dan menyediakan transportasi tambahan antar terminal.
“Kami juga mengerahkan tim ekstra yang terdiri dari karyawan Garuda untuk memberikan bantuan kepada penumpang. Tim akan tersebar di titik-titik strategis terminal, seperti konter check-in, customer service, hingga boarding gate,” tuturnya.
Ruang Tunggu
Tak hanya itu, keberadaan pintu ruang tunggu keberangkatan juga telah ditambah dari sebelumnya lima pintu, kini menjadi sebanyak tujuh pintu. Begitu juga dengan fasilitas dan sistem penunjang operasional penerbangan lainnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo menegaskan, Terminal 3 saat ini masih dalam tahap pengembangan, dan baru beroperasi sekitar 40% dari total yang direncanakan.
“Evaluasi akan terus dilakukan mengingat Terminal 3 yang ada [existing] juga harus segera direnovasi agar dapat diintegrasikan dengan Terminal 3 baru, sehingga nantinya menjadi satu kesatuan yang utuh,” katanya.
Djoko menegaskan, bahwa aspek pelayanan menjadi perhatian utama perseroan. Oleh karena itu, Angkasa Pura II tetap berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan di bandara, khususnya Terminal 3 secara berkelanjutan.
Dia menambahkan, perseroan juga telah melakukan penanganan terhadap sejumlah gangguan yang terjadi pada hari pertama antara lain seperti sistem kelistrikan. Menurutnya, gangguan listrik sudah diperbaiki, dan sudah berjalan normal.
“Proses penumpang menuju pesawat juga sudah lancar, dan tidak terjadi penumpukan di boarding gate. Arahan atau informasi kepada penumpang juga ditingkatkan, melalui petugas costumer service mobile,” tuturnya.