Tengah hari, saat suhu Cengkareng mencapai 32 derajat celcius, tampak sejumlah tukang bangunan tengah sibuk melakukan perbaikan kecil di sebuah gedung megah yang dikeliling kaca besar. Tidak semua lampu menyala di gedung baru ini, tetapi aktivitas di dalamnya cukup ramai.
Tidak hanya dipenuhi tukang bangunan dan cleaning service, tetapi rombongan pegawai maskapai berlogo burung garuda turut menyesaki area yang akan menjadi check-in counter nantinya. Semua pegawai maskapai tersebut, sibuk mengingat lokasi penting yang akan menjadi tempat kerja mereka kelak.
Jumat (5/8/2016) memang hari yang sibuk bagi PT Angkasa Pura II (Persero). Benar saja, gedung baru yang merupakan Terminal 3 ini akhirnya telah mengantongi izin Kementerian Perhubungan. Izin yang keluar pada 2 Agustus 2016 menjadi pengesahan bagi operator bandara pelat merah ini untuk mulai mengoperasikan terminal yang katanya menelan investasi hingga Rp5 triliun.
9 Agustus 2016 diputuskan menjadi tanggal resminya beroperasi dari sebagian Terminal 3 ini. Direksi PT Angkasa Pura (AP) II juga memutuskan untuk membuka operasional terminal hanya bagi maskapai Garuda Indonesia dengan semua penerbangan domestiknya.
“Tanggal 9, tidak ada [seremoni]. Tanggal 9 pokoknya mulai beroperasi saja jam 00:00. Kalau datang jam 00:00. Check-in counter-nya sudah dibuka,” ujar Plt Direktur Utama AP II Djoko Muriatmodjo, Jumat (5/8/2016).
Adapun seremoni peresmiannya akan dilakukan pada Maret 2017 dengan mengundang secara resmi Presiden RI. Menurutnya, seremonial akan diselenggarakan ketika Terminal 3 sudah selesai menampung penerbangan.
“Presiden meresmikan jika terminal ini sudah selesai, jadi paling tidak tahun depan.”
Tepat pada Maret 2017 pula, dia memproyeksikan akses kereta bandara Soekarno-Hatta yang dikerjakan oleh PT Railink dan automated people mover/ automated guideway transit yang menghubungkan tiap terminal akan rampung.
Jelang 9 Agustus ini, dia mengaku semua catatan (checklist) perbaikan minor mulai dari kamar mandi hingga tempat sampah terus dikerjakan.
“Tanggal 6 nanti kita cek posisi lagi, nanti kita laporkan kepada Bapak Dirjen Perhubungan Udara,” ujarnya dengan sumringah.
Tidak berhenti sampai pengoperasian Terminal 3, manajemen AP II rupanya masih mempunya pekerjaan rumah untuk membawa Bandara Soekarno-Hatta untuk menjadi bandara internasional yang dapat dibanggakan Indonesia.
Menurut Plt Dirut AP II, perusahaan saat ini tengah membangun sisi udara bandara. Pekerjaan fisik east cross taxiway sepanjang 2,4 Km sudah dimulai. Hingga Agustus 2016, dia mengaku baru sebagian di sisi utara yang dikerjakan agar secondary apron di sisi sebaliknya bisa dipakai untuk keluar masuk pesawat.
“Kita tahun depan buat jembatan dekat stilling basin untuk jembatan pesawat sehingga nyambung saja terus,” paparnya.
East cross taxiway ini ditargetkan rampung pada 2018, bersamaan dengan rencana penyelesaian landasan (runway) ketiga.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang merupakan mantan orang nomor satu di AP II ini mengungkapkan dengan pembangunan Terminal 3 yang nantinya diikuti dengan pengembangan terminal lainnya serta pengembangan sisi udara, maka daya tampung Bandara Soekarno-Hatta akan mencapai 80 juta penumpang per tahun.
Dengan kapasitas ini, Bandara Soekarno-Hatta akan melewati bandara hub Singapura, Changi, yang hanya mencapai 50 juta per tahun. Dengan Terminal 3, dia mengakui daya tampung Bandara Soekarno Hatta hanya bertambah menjadi 45 juta.
“[Namun] Pada lima tahun mendatang, penumpangnya jadi 80 juta penumpang per tahun. Jadi kita punya terminal dengan daya tampung 80 juta penumpang dan sisi airside yang juga 80 juta penumpang untuk take off landing per harinya,” ujarnya saat memeriksa kesiapan operasi perdana Terminal 3, Jumat (5/8).
Penambahan kapasitas ini akan diikuti dengan pengembangan Terminal 1 dan 2, serta sisi udara yang meliputi runway ketiga dan east cross taxiway. Dia menekanan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta ini akan menawarkan pengalaman unik yang tidak akan ditemui di Changi atau bandara lainnya.
“Kearifan lokal. Kalau di sini banyak kearifan lokal yang ada di sini dan di sana tidak ada. Ada lukisan, ada patung, batik, tenun dan sebagainya,” katanya.
Untuk itu, sebagai Menhub, dia berharap pekerjaan fisik Terminal 3 yang masih berjalan harus tetap baik dari arsitektur dan sipil, supaya bisa melayani masyarakat secara baik. Selain itu, dia ingin agar Terminal 3 ini ditunjang dengan SDM yang handal dan profesional.
Kepada AP II, dia berpesan agar terus berkoordinasi dengan stakeholders, a.l. AirNav, Garuda Indonesia, Damri dan yang lainnya. “Jadi kita akan pantau terus koordinasinya seperti apa,” tegasnya.
Menjelang Operasi Perdana Terminal 3 Ultimate Bandara Soetta
9 Agustus 2016 diputuskan menjadi tanggal resminya beroperasi dari sebagian Terminal 3 ini. Direksi PT Angkasa Pura (AP) II juga memutuskan untuk membuka operasional terminal hanya bagi maskapai Garuda Indonesia dengan semua penerbangan domestiknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Setyardi Widodo
Topik
Konten Premium