Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEMENTERIAN ESDM: Investasi Energi Baru Akan Melebihi Target US$1,37 Miliar

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan realisasi investasi di sektor energi baru dan terbarukan pada tahun ini akan melebihi target US$ 1,37 miliar.
PLTS Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara berkapasitas 600 kiloWattpeak (kWp), merupakan PLTS terbesar di Indonesia saat ini. Dibangun di atas lahan seluas 3 hektar, pembangkit listrik tenaga surya tersebut telah resmi beroperasi sejak 13 Mei 2012 dan masih berfungsi dengan baik hingga hari ini. /Bisnis.com
PLTS Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara berkapasitas 600 kiloWattpeak (kWp), merupakan PLTS terbesar di Indonesia saat ini. Dibangun di atas lahan seluas 3 hektar, pembangkit listrik tenaga surya tersebut telah resmi beroperasi sejak 13 Mei 2012 dan masih berfungsi dengan baik hingga hari ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan realisasi investasi di sektor energi baru dan terbarukan pada tahun ini akan melebihi target US$ 1,37 miliar.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, meski terjadi perlambatan perekonomian global dan beberapa hambatan, iklim investasi sektor energi baru terbarukan di Indonesia tetap menarik.

Sampai akhir Juni lalu, realisasi investasi di sektor ini mencapai US$ 867 juta. “Secara keseluruhan realisasi investasi 63,5%  dari target tahun ini US$ 1,37 miliar,” kata dia seperti dikutip dalam situs resmi Kementerian, Senin (8/8/2016).

Menurut dia, realisasi investasi di sektor panas bumi tercatat sebesar US$ 56 juta atau 58,3% dari target US$ 96 juta. Selanjutnya realisasi investasi bioenergi sebesar US$ 289 juta atau 93,2% dari target US$ 31 juta. Sementara realisasi investasi aneka energi baru terbarukan hanya US$ 180 ribu atau 18% dari target US$ 1 juta.

Rida optimistis investasi sektor energi baru terbarukan ini dapat digenjot pada semester kedua ini. “Sampai akhir tahun, target US$ 1,37 miliar kemungkinan dapat terlampaui signifikan,” tegas dia.

Pasalnya, jelas dia, pihaknya bakal merampungkan revisi harga listrik berbagai energi baru terbarukan pada tahun ini. Sampai Juni lalu, pihaknya telah merampungkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM 19/2016 untuk harga listrik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), Permen 21/2016 untuk perbaikan harga listrik biomassa dan biogas, dan Permen 44/2015 untuk kenaikan harga listrik PLT Sampah Kota.

“Seperti misalnya harga listrik biomassa naik dari Rp 1.150 per kilowatt hour (kWh) menjadi US$ 13,5 sen per kWh atau meningkat 60%. Kemudian harga listrik biogas dari Rp 1.050 per kWh menjadi US$ 10,64 sen per kWh atau naik 30%,” papar Rida.

Selanjutnya, pada semester dua ini, pihaknya menargetkan dapat merampungkan tiga Permen harga listrik. Rincinya, Permen harga listrik untuk PLTS Roof-top (atap bangunan), pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB), dan pembangkit listrik yang memanfaatkan arus laut.

Revisi tersebut, menurut Rida, sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) bahwa dalam rangka mempercepat pengembangan energi baru terbarukan, harga listrik energi jenis ini harus menggunakan skema FiT. Artinya, harga listrik energi baru terbarukan tidak lagi sehingga PT PLN (Persero) harus membeli sesuai Permen tanpa negosiasi lagi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper