Bisniso.com, JAKARTA—Kementerian Perhubungan mengklaim tingkat ketepatan waktu terbang maskapai dengan rute domestik sepanjang mudik Lebaran 2016 mencapai sekitar 95%, atau lebih baik ketimbang mudik Lebaran tahun lalu.
“Kalau tahun lalu, saya lupa nilainya, tapi masih lebih baik tahun ini. Waktu tahun lalu kan delay karena ada gunung yang meletus,” kata Suprasetyo, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub di Jakarta, Rabu (13/07).
Kemenhub mencatat jumlah pergerakan pesawat dari H-12 sampai H+5 mencapai 36.929 pergerakan, naik 13% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 32.696 pergerakan. Adapun, tingkat ketepatan waktu dari jumlah pergerakan itu mencapai 95%.
Suprasetyo mengaku kinerja moda transportasi udara sepanjang mudik Lebaran ini cukup menggembirakan. Pasalnya, penundaan terbang (delay) yang terjadi terbilang sedikit, meski jumlah penumpang angkutan udara melonjak hingga 15%.
“Saya juga apresiasi kepada inspektur penerbangan, karena pada saat liburan, mereka tetap bertugas di 35 bandara. Bahkan, sampai saat ini, mereka juga masih bertugas, dan ini sangat mengurangi delay,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Suprasetyo, berkurangnya penerbangan yang tertunda juga didorong langkah Kemenhub yang lebih selektif dalam memberikan tambahan penerbangan (extra flight) pada tahun ini, ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Dia mengungkapkan Kemenhub gencar melakukan evaluasi terhadap maskapai, terutama terkait tata laksana kru pesawat, seperti kecukupan kru, kecukupan pesawat dan lain sebagainya, sehingga waktu delay bisa ditekan.
“Kalau kita lihat data posko, delay mudik Lebaran sampai saat ini hanya beberapa maskapai saja, tidak lebih dari lima maskapai yang delay melebihi empat jam. Kalau delay 20-25 menit itu ada juga, tapi masih wajar lah,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Suprasetyo juga menambahkan bahwa penerbangan tambahan yang direalisasikan maskapai sepanjang mudik Lebaran 2016 hanya 330 penerbangan, atau 52% dari total yang diajukan maskapai sebanyak 636 penerbangan.
Dia mencatat maskapai Sriwijaya Air merealisasikan penerbangan tambahan sebanyak 232 penerbangan, atau 51% dari yang diizinkan sebanyak 454 penerbangan. Kemudian, Nam Air merealisasikan 16 penerbangan, atau 55% dari yang diizinkan 29 penerbangan.
Lalu, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) merealisasikan 53 penerbangan, atau 78% dari yang diizinkan sebanyak 68 penerbangan. Adapun, Citilink merealisasikan 27 penerbangan tambahan, atau 48% dari yang diizinkan Kemenhub sebesar 56 penerbangan.
Berbeda dengan di atas, maskapai yang tergabung dalam Lion Air Group, Batik Air justru tidak merealisasikan satupun penerbangan tambahan yang diizinkan Kemenhub sebanyak 25 penerbangan. Begitujuga
“Kemungkinan itu dikarenakan pesawat yang digunakan maskapai menjadi tambah besar ketimbang tahun lalu. Dengan jumlah penumpang yang tinggi, load factor maskapai juga makin bagus,” kata Suprasetyo.
Sementara itu, Presiden & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan mengatakan Citilink siap meningkatkan tingkat OTP menjadi lebih baik pada arus balik Lebaran yang akan berlangsung pada 7-17 Juli 2016.
Maskapai berbujet rendah tersebut mencatatkan rata-rata tingkat ketepatan waktu terbang atau on time performance (OTP) sebesar 76 % sepanjang periode mudik Lebaran mulai 27 Juni hingga 7 Juli 2016.
“Pengalaman di arus mudik seperti penanganan antrian saat masuk bandara dan boarding room, serta delay atau keterlambatan akan selalu kita benahi menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.
Albert menambahkan berbagai persiapan telah dilakukan Citilink untuk menghadapi arus balik a.l. aspek operasional, pelayanan, IT, dan aspek pendukung lainnya. Nantinya, kontrol terhadap seluruh aspek tersebut dilakukan nonsetop selama 24 jam.
Seiring dengan persiapan dan pengawasan selama 24 jam tersebut, dia optimistis kegiatan penerbangan dan pelayanan terhadap penumpang tidak akan terganggu, dan apabila terdapat masalah dapat segera ditangani.