Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Pencemaran Limbah, API Jabar Merasa Tersudutkan

Para pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa Barat meradang setelah dituding sebagai pencemar lingkungan akibat limbah pabrik yang dibuang sembarangan ke Sungai Citarum.
Ilustrasi/limbahb3.blogspot.com
Ilustrasi/limbahb3.blogspot.com

Bisnis.com, BANDUNG - Para pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa Barat meradang setelah dituding sebagai pencemar lingkungan akibat limbah pabrik yang dibuang sembarangan ke Sungai Citarum.

Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Kevin Hartanto mengatakan semestinya pemerintah tidak langsung menuding apabila limbah yang berada di Sungai Citarum dihasilkan dari pabrik tekstil saja.

"Kami tahu apabila pencemaran lingkungan dihasilkan dari limbah pabrik tekstil, tapi itu tidak mendominasi," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (23/6/2016).

Dia mengaku semestinya pemerintah objektif dalam menilai pencemaran lingkungan di Sungai Citarum. Karena mereka tidak bisa hanya menyimpulkan apabila bau limbah yang berada di sekitar sungai berasal dari kimia tekstil.

Menurutnya, limbah yang dibuang ke Sungai Citarum tidak hanya dari pabrik tekstil saja melainkan dari sektor yang lainnya termasuk masyarakat seperti sampah.

"Kami tahu ada beberapa industri di Kabupaten Bandung yang didatangi tapi pada saat itu tidak ada temuan pencemaran. Tapi kenapa selalu dilihat dari ujung Sungai Citarum ini dari baunya, ini bukan sesuatu parameter objektif," ujarnya.

Oleh karena itu, ujarnya, pemerintah bertindak adil dalam melakukan penilaian terhadap pencemaran lingkungan di sekitar Sungai Citarum.  
Bahkan, seharusnya pemerintah membina pengusaha secara rutin sehingga bisa meningkatkan pengolahan limbah.

"Memang sebagian pabrik belum sepenuhnya membenahi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara benar. Namun kami minta pemerintah tidak terus menyudutkan," katanya.

Di samping itu, pengusaha tekstil tidak menerima disebut teroris lingkungan yang dilontarkan seorang pejabat. Pasalnya, selama ini kontribusi produk tekstil cukup berkontribusi besar bagi perekonomian nasional terutama dalam penyerapan tenaga kerja.

"Kami sangat menyayangkan pernyataan apabila industri disebut teroris lingkungan.  Sudah saatnya pemerintah membenahi bukan menyudutkan," jelasnya.

Terkait pembangunan IPAL terpadu di Kabupaten Bandung yang hingga saat ini belum terealisasi, dia mengaku belum mengetahui lebih lanjut. "Untuk sekarang kami belum bisa komentar lagi, karena itu urusan industri yang harus memenuhinya."

Saat ini sebagian besar pabrik tekstil berada di wilayah Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper