Bisnis.com, JAKARTA—Duta Besar Amerika Serikat untuk Singapura Kirk Wagar mengatakan sektor swasta Amerika tidak akan menghentikan investasi yang sudah berlangsung selama tujuh dekade di Asia Tenggara hanya karena berubahnya profil penghuni Gedung Putih.
Menyadari banyaknya pertanyaan yang dipicu oleh pencalonan Donald Trump, Wagar mengatakan seiring dengan hingar bingar proses demokrasi di negaranya, Amerika Serikat telah membangun sistem sistem pengawasan dan keseimbangan.
“Satu hal yang selalu dilupakan adalah sektor swasta,” kata Wagar dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (6/6/2016).
Dengan mengestimasi bahwa sekitart 50 juta penduduk Asia Tenggara sudah bekerja atau memiliki hubungan dengan perusahaan Amerika selama lebih dari 70 tahun, menurut Wagar strategi investasi para petinggi bisnis Amerika seperti CEO Microsoft, Facebook, atau General Motor tidak akan dipengaruhi oleh siapapun yang duduk di gedung putih baik itu Barack Obama, Hillary Clinton, atau Donald Trump.
Majunya Trump sebagai calon presiden presiden dan sikpanya yang menentang Trans Pacific Partnership oleh 12 negara yang diketuai Amerika Serikat memicu kekhawatiran di negara-negara Asia Tengara yang menduga bahwa strategi rebalancing Asia yang dicetuskan Obama mungkin akan mendadak berubah jika Trump terpilih sebagai presiden dalam November mendatang.