Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat melalui US Trade and Development Agency (USTDA) memberikan hibah senilai US$700.000 kepada Indonesia guna mendanai pengembangan sistem keselamatan penerbangan dan navigasi udara di Papua dan Maluku.
Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake mengatakan hibah tersebut merupakan dukungan dari Amerika Serikat kepada Indonesia yang tengah meningkatkan praktik keselamatan penerbangan dan navigasi udara di wilayah Indonesia Timur.
“Pengembangan sistem keselamatan penerbangan mencakup konsep operasi, rencana penanaman modal dan pelaksanaan waktu,” katanya saat acara penandatanganan perjanjian hibah antara USTDA dan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Dalam jangka panjang, lanjut Blake, hibah itu juga dirancang untuk membantu Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub dalam mengelola wilayah udara dan menjalankan operasional penerbangan sipil secara efisien.
Dia menilai transportasi udara sangat penting bagi masyarakat Indonesia, baik terkait lalu lintas penumpang maupun kargo. Dia berharap pemberian hibah juga dapat ikut memajukan perekonomian Indonesia, terutama Papua dan Maluku.
Mark J Dunn, Regional Manager for Asia (USTDA) mengungkapkan hibah tersebut nantinya akan digunakan Kemenhub untuk menyewa jasa kontraktor asal AS. Nantinya, kontraktor AS tersebut akan memberikan asistensi teknis kepada Kemenhub.
“Mereka diberikan waktu empat tahun untuk menyelesaikan pekerjaannya. Namun, saya perkirakan waktu pekerjaan itu akan lebih cepat selesai, mungkin hanya sekitar 9-12 bulan ketika pekerjaan dimulai,” tuturnya.
Kontraktor
Dunn menambahkan, kontraktor AS tersebut nantinya hanya akan fokus terhadap pengelolaan lalu lintas udara di Indonesia Timur, terutama Papua dan Maluku. Nantinya, mereka akan mengembangkan operasi lalu lintas udara yang lebih aman.
Beberapa tahun yang lalu, USTDA juga pernah memberikan hibah kepada Kemenhub terkait restrukturisasi dan reformasi organisasi Ditjen Perhubungan Udara, dan keamanan bandara-bandara di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengapresiasi dukungan AS untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di Indonesia Timur. Menurutnya, keselamatan dan keamanan penerbangan akan kian serius ke depannya.
“Saya kira tidak ada satu negara pun saat ini yang bisa mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan penerbangan mereka itu sempurna. Apalagi dengan kejadian akhir-akhir ini di EU dan negara-negara maju lainnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, Jonan meyakini Indonesia akan banyak mendapatkan pelajaran dari kerjasama tersebut, baik terkait sistem, peralatan dan lain sebagainya terkait keselamatan dan keamanan penerbangan sipil.