Bisnis.com, JAKARTA - Guna menjadi perusahaan perawatan pesawat terbesar di dunia pada 2018 mendatang, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan inspeksi PT Sucofindo.
Kerja sama tersebut meliputi bidang inspeksi dan audit, pengujian dan analisa, sertifikasi, konsultasi, dan pelatihan. Penandatangan nota kesepahaman tersebut juga merupakan bagian dari implementasi sinergi BUMN.
Direktur Utama GMF AeroAsia Juliandra Nurtjahjo mengatakan GMF membutuhkan mitra kerja strategis yang dapat menunjang kapabilitas dan kapasitas perseroan demi menyerap seluruh pangsa pasar MRO di Indonesia.
“Kami yakin Sucofindo dapat menjadi salah satu mitra strategis kami untuk mewujudkan mimpi menjadi Top Ten MROs in the world pada 2018 mendatang,” katanya dalam siaran pers, Kamis (26/5/2016).
Juliandra menambahkan GMF saat ini baru menyerap pangsa pasar MRO di Indonesia sekitar 30%-40%. Sementara itu, sisanya lebih banyak diserap oleh perusahaan lainnya dari negara tetangga, yakni Singapura.
Dia memprediksi pertumbuhan pasar MRO di Asia Pasifik akan tumbuh paling tinggi ketimbang di kawasan lainnya, yakni rata-rata 6,1% hingga 10 tahun mendatang. Adapun, pasar MRO Asia Pasifik juga akan mengalahkan pasar MRO di Amerika Utara.
“Pendapatan MRO di Asia Pasifik juga diprediksi melonjak hingga US$34,8 miliar pada 2025 mendatang, atau naik 90% dari realisasi pendapatan 2015 sebesar US$18,3 miliar,” tuturnya.
Juliandra menilai besarnya potensi pasar yang bisa digarap di Asia Pasifik menarik minat para pelaku industri MRO, investor, dan lain sebagainya untuk lebih banyak berinvestasi di industri perawatan pesawat.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sucofindo Bachder Djohan Buddin mengatakan kerjasama yang akan dilakukan antara lain mencakup jasa kalibrasi, non destructive test (NDT) dan sertifikasi sistem manajemen mutu.
“Namun tidak menutup kemungkinan juga kerja sama yang akan dilakukan kedepannya juga akan mencakup bisnis-bisnis strategis antar anak perusahaan yang terkait satu sama lain,” ujarnya.
Indonesia Timur
Di sisi lain, GMF juga berencana mengembangkan bisnis MRO di Indonesia dengan membangun hanggar di Indonesia Timur. Juliandra mengaku saat ini GMF masih dalam proses penjajakan.
“Kami akan kembangkan hangar multibase agar nantinya pasar perawatan pesawat terbang di Indonesia Timur dapat kita serap. Nanti, akan sampaikan progres penjajakannya,” ujar pria yang juga sempat bekerja di PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).
Sekadar informasi, GMF telah mendapat berbagai pengakuan di level nasional maupun global, berupa certificate of approval a.l. seperti Kementerian Perhubungan dan Federal Aviation Administration (FAA).
Kemudian, European Aviation Safety Agency (EASA), Civil Aviation Security Authority (CASA) dan berbagai sertifikasi yang diberikan oleh lebih dari 25 negara di dunia. Adapun, GMF juga telah mendapatkan predikat Low Risk dari FAA.