Bisnis.com, JAKARTA - BP Indonesia akan melakukan penyesuaian nilai investasi dalam pengembangan gas di proyek Train III Tangguh berkenaan dengan harga minyak dari sebelumnya US$12 miliar menjadi sekitar US$8 miliar hingga US$10 miliar.
Country Head BP Indonesia, Dharmawan Samsu mengatakan penurunan harga minyak akhirnya harus membuat penyesuaian terhadap rencana investasi.
Adapun, pada tahun sebelumnya direncanakan proyek ini akan menelan investasi sebesar US$12 miliar. Tujuannya, agar proyek tetap berjalan sesuai kondisi pasar terkini. Implikasi harga minyak, katanya, turut memangkas biaya jasa pengerjaan proyek.
"Dengan kondisi dari harga minyak dunia, market pun menyesuaikan. Nilai penawaran mereka [jasa penunjang] menyesuaikan," ujarnya di sela acara Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Saat ini, proyek masih dalam tahap rekayasa, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement, construction/EPC). Setelah proses lelang selesai, pihaknya baru akan melaporkan penyesuaian yang dilakukan terhadap proyek tersebut.
Penyesuaian, katanya, mendapat dukungan karena intinya proyek tetap berjalan meski dengan biaya yang lebih rendah dari perkiraan awal. "Setelah tender dapet hasilnya, kita laporkan, nanti ada proses approval nah ini masih berjalan," katanya.
Terlepas dari perubahan tersebut, Dharmawan menyebut target untuk masuk ke tahap keputusan final investasi (final investment decision/FID) masih sesuai rencana awal.
BP menargetkan pertengahan tahun ini pihaknya akan menyampaikan FID proyek yang akan dimanfaatkan 75% untuk menyuplai kebutuhan listrik itu.
Kapasitas produksi kilang gas alam cair LNG Tangguh sebesar 3,8 juta ton LNG per tahun, baru ada komitmen dari PLN dan ekspor ke perusahaan asal Jepang Kansai Electric sebesar 1 juta ton per tahun. Proyek ditargetkan rampung pada 2018 itu mundur menjadi 2020.