Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah membuka penerbangan komersial di jalur selatan Jawa kian mendekati kenyataan, setelah kesepakatan antara Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia dan TNI AU mulai mendapatkan titik temu.
Direktur Operasi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Wisnu Darjono mengatakan LPPNPI atau AirNav Indonesia baru menggelar pertemuan dengan Kemenhub dan TNI AU pada pekan lalu.
“Dari rapat itu, sekitar 80%-90% sudah ada titik temu. Tinggal kami publikasikan hasilnya. Namun, TNI AU harus sosialisasi internal dulu, karena kan bakal melintasi wilayah latihan terbang TNI AU,” katanya, Minggu (1/5/2016).
Selain itu, lanjut Wisnu, penerbangan komersial yang melalui jalur selatan Jawa tidak akan serta merta langsung dilakukan. Pasalnya, jalur selatan Jawa ternyata telah digunakan oleh maskapai dengan rute penerbangan internasional.
Oleh karena itu, AirNav Indonesia akan menyiapkan skema yang lebih detail terkait penerbangan komersial, terutama domestik di jalur selatan Jawa tersebut. Apabila sudah rampung, skema tersebut akan disosialisasikan kepada para maskapai.
“Jalur selatan tidak boleh langsung digunakan karena sifatnya prosedur dan berlaku internasional. Nanti, akan kami buat skema penerbangannya dengan lebih baik lagi. Kami perkirakan dua atau tiga bulan ke depan sudah selesai,” tuturnya.
Wisnu juga menambahkan dibukanya jalur selatan Jawa untuk penerbangan komersial bakal meningkatkan lalu lintas penerbangan menuju Indonesia Timur. Meski demikian, kondisi tersebut juga tergantung dari kapasitas bandara.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengaku maskapai masih menunggu rencana pemerintah membuka jalur penerbangan komersial di selatan Jawa.
“Kalau benar dibuka, waktu terbang menuju Yogyakarta, Solo, Malang, Denpasar, Lombok dan Kupang itu bisa lebih cepat, termasuk juga rute dari Jakarta menuju Australia, itu bisa lebih efisien,” ujarnya.
Bayu menambahkan waktu terbang yang lebih efisien bakal mengurangi biaya operasional maskapai, terutama konsumsi bahan bakar pesawat. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, harga tiket pesawat akan menjadi lebih murah.
Direktur Utama Batik Air Achmad Luthfie menuturkan dibukanya ruang udara bagi penerbangan komersial di selatan Jawa juga akan mengurangi antrian pesawat di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.
“Selama ini banyaknya antrian di Bandara Soekarno Hatta karena pesawat yang datang itu dari utara Jawa semua. Nah, kalau dari selatan ada, tentunya mau mendarat atau take off juga lebih cepat,” katanya.
Achmad menilai kondisi itu juga berpotensi mengurangi keterlambatan penerbangan, sekaligus meningkatkan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan pesawat (on time performance/OTP) dari para maskapai.