Bisnis.com, JAKARTA - Merck Chemicals and Life Sciences tengah meneliti alga menjadi biodiesel. Namun, penelitian masih terkendala teknologi laboratorium untuk menghasilkan produk yang ekonomis.
Regional Application Scientist Life Science, Merck Pte. Ltd. Singapore Chong Mun Keat mengatakan alga dapat memproduksi lebih banyak lemak per hektare dibandingkan tanaman lain seperti kelapa sawit.
“Waktu yang dibutuhkan dari keseluruahn proses hanya satu sampai dua hari saja, meski di skala industri tidak akan semudah itu. Tantangannya adalah bagaimana mengidentifikasi jenis mikroalga dengan kandungan minyak tinggi,” katanya pada Kamis (14/4).
Meski skala ekonomis biodiesel yang dihasilkan alga masih di bawah CPO, pemanfaatan alga masih dinilai menguntungkan karena produksi CPO masih berbenturan dengan kebutuhan pangan.
Dia mengatakan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh salah satu dosen IPB Mujizat Kawaroe bahwa dari 80 ton mikroalga Nannochloropsissp dapat menghasilkan 22 kilogram bubuk mikroalga yang dapat dikonversi menjadi 2 liter biodiesel.
Head of Research and Applied Solustions Commercials PT MCLS Syahroni mengatakan infrastruktur dan regulasi sangat dibutuhkan untuk pengembangan penelitian.
"Kalau ditanyai kesiapan, penelitian di Indonesia sudah menuju ke sana. Namun memang masih jauh sekali karena menurut kami bukan hanya peran peneliti, tapi pemerintah harus turut mendukung terutama penyediaan infrastruktur dan regulasi agar menarik investor ke sini," ujarnya.
