Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PD PAL Jaya Siapkan Proyek Daur Ulang Air di TB Simatupang

PD PAL Jaya tahun ini berencana melakukan proyek percepatan infrastruktur khususnya IPAL melalui sistem perpipaan (off site) secara komunal. Melalui sistem komunal ini beberapa gedung akan dibuatkan satu IPAL perpipaan yang tentunya lebih ekonomis dari sisi harga.
Fasilitas distribusi air minum/ilustrasi
Fasilitas distribusi air minum/ilustrasi
 
Bisnis.com, JAKARTA - PD PAL Jaya tahun ini berencana melakukan proyek percepatan infrastruktur khususnya IPAL melalui sistem pemipaan (off site) secara komunal. Melalui sistem komunal ini beberapa gedung akan dibuatkan satu IPAL pemipaan yang tentunya lebih ekonomis dari sisi harga.

Direktur utama PD PAL Jaya Subekti mengatakan proyek komunal itu akan memadukan air limbah dan air minum melalui daur ulang air (water cycle).

Subekti menjelaskan program ini akan mengolah air limbah yang kemudian dialirkan ke waduk atau danau (badan air), dan danau itu sebagai sumber air baku yang digunakan sebagai bahan air minum.

Dirinya mengungkapkan air olahan limbah penting untuk dialirkan ke waduk terlebih dulu supaya terjadi proses alam.

"Kalau dari air limbah langsung untuk air minum, bisa, hanya kendalanya ada budaya masyarakat dan agama yang belum bisa menerima," ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (2/4/2016)

Konstruksi water cycle akan diterapkan di wilayah TB Simatupang, khususnya sepanjang kawasan Antasari sejauh kira-kira 8 km. Dia melanjutkan memanfaatkan 9 hektare tanah PAM di wilayah tersebut. Sebelumnya, pihaknya juga telah memperkirakan kawasan itu tergolong tipe kawasan komersial sebagai RTH.

Selain itu, katanya terdapat potensi calon pelanggan sebanyak 80 dengan tarif yang dipungut menyesuaikan dengan Keputusan Gubernur No. 991/2012 soal Tarif Jasa Pelayanan Pembuangan Air Limbah.

Sementara itu, untuk kapasistas pemipaan, dia berujar mencapai 2000 m3/ hari. Pada proyek water cycle ini akan ditanam dua pipa, dengan satu pipa pada masing-masing sisi jalan. Perpipaan dilakukan dengan ukuran kecil yang lebih ekonomis dari sisi harga dibandingkan pipa primer berukuran besar.

Penanaman itu menggunakan prinsip elevasi dengan perkiraan sudut tertentu dan kedalaman yang berbeda, yang mana makin lama makin dalam. "Jadi kalau di sini blok 4 sedalam 3 meter maka blok 2 lebih dalam yakni 12 m," terangnya

Adapun Subekti memproyeksikan dana yang perlu dikucurkan untuk pembangunan saluran perpipaan teknologinya sebesar Rp100 miliar. Dengan dukungan yang ditunjukkan Gubernur DKI Jakarta, dia meyakini pendanaan murni akan dirogoh dari kantong APBD.

Menurut rencana pihaknya, bulan depan akan dilakukan penandatanganan kerja sama dengan PDAM setempat dilanjutkan dengan pengerjaan pra feasible study hingga akhir Mei.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper