Bisnis.com, KUTAI KARTANEGARA – Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan produksi udang windu nasional pada 2015 mencapai 201.312 ton atau meningkat 53% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto mengatakan udang windu berkontribusi sebesar 20% dari total produksi udang nasional pada tahun lalu. Kenaikan produksi 2015 melanjutkan tren sepanjang 2010-2014 yang tumbuh 4,81%.
“Pada 2010 produksi udang windu 125.519 ton, lalu menjadi 131.809 ton pada 2014. Udang merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya yang terus ditingkatkan produksinya,” katanya dalam pernyataan resmi, Rabu (9/3/2015).
Slamet menambahkan udang windu merupakan komoditas perikanan asli Indonesia. Kendati saat ini angka produksi masih kalah dibandingkan udang vaname, pasar udang windu masih terbuka lebar karena harganya yang lebih tinggi. “Sehingga tetap perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih yang kontinu.”
Produksi udang windu mayoritas berasal dari pola budi daya sistem tradisional hingga tradisional plus. Salah satu sentra produksi udang windu yang menggunakan sistem itu adalah Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk daerah tersebut, pasokan induk ungggul dan benih bermutu akan didatangkan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan Takalar. Kontinuitas produksi dilakukan dengan pembenahan saluran irigasi di tambak-tambak tradisional.
Slamet mengatakan pemerintah menginginkan agar budi daya udang windu selaras dengan prinsip keberlanjutan, baik keberlanjutan lingkungan maupun keberlanjutan usaha. Guna meningkatkan pendapatan pembudi daya air tawar, mereka akan didorong menggunakan pakan mandiri lewat pembentukan Kelompok Pakan Ikan Mandiri (Pokanri).
Pokanri diyakini dapat memproduksi pakan ikan yang murah dan bermutu dari bahan baku lokal seperti limbah inti kelapa sawit sebagai bahan baku.