Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Pabrik, Asahimas Chemical Investasi US$885 Juta

PT Asahimas Chemical menanamkan investasi senilai US$885 juta untuk perluasan pabrik kimia dasar terintegrasi serta pembangunan pembangkit listrik tenaga uap 300 MW.
Proyek Asahimas Chemical di Cilegon, Banten/www.perkasatriputra.com
Proyek Asahimas Chemical di Cilegon, Banten/www.perkasatriputra.com

Bisnis.com, CILEGON – PT Asahimas Chemical menanamkan investasi senilai US$885 juta untuk perluasan pabrik kimia dasar terintegrasi serta pembangunan pembangkit listrik tenaga uap 300 MW.

Penambahan kapasitas mencakup produk kostik soda dari 500.000 ton per tahun menjadi 700.000 ton per tahun, vinyl chloride monomer (VCM) dari 400.000 ton menjadi 800.000 per tahun, dan polyvinyl chloride (PVC) dari 300.000 ton per tahun menjadi 550.000 ton per tahun.

CEO Asahi Glass Corp Takuya Shimamura mengatakan bahwa peresmian dari ekspansi tersebut menjadikan perusahaan tersebut sebagai produsen klor alkali – vinil klorida terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, dia menargetkan bahwa nilai ekspor dapat meningkat dari US$120 juta menjadi US$400 juta per tahun.

“Investasi [untuk ekspansi pabrik] senilai US$425 juta untuk mendorong produksi meningkat hingga dua kali lipat. Kami juga akan membangun pembangkit listrik dengan investasi US$460 juta,” ujarnya pada peresmian perluasan pabrik sekaligus peletakan batu pertama untuk pembangkit listrik, Jumat (12/2/2016).

Dia menyatakan bahwa Indonesia merupakan basis produksi yang ideal untuk mengekspor ke wilayah Asia Tenggara, Australia, China dan India. Untuk saat ini, produk yang diekspor ialah PVC dan VCM dengan porsi 30% dari keseluruhan hasil produksi, dengan negara tujuan seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, India, Arab Saudi dan Australia.

“Sisanya digunakan semua oleh industri hilir lain di Indonesia. Ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin menepis pendapat miring mengenai industri asal Negeri Sakura yang menurun minat investasinya di Indonesia. Dia mengatakan bahaw investasi yang dilakukan Asahimas merupakan contohnya.

“Investor, terutama dari Jepang, masih melihat Indonesia sebagai tempat yang baik untuk berinvestasi. Dan mereka ini produksi bahan baku untuk pabrik turunan lainnya. Ini sesuai dengan tujuan pemerintha untuk melakukan substitusi impor,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper