Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Tak Keberatan Terhadap Aturan Kantung Plastik Berbayar

Kebijakan kantung plastik berbayar memang bertujuan untuk menekan konsumsi plastik oleh masyarakat. Tapi kebijakan ini bukan tanpa resiko, pasalnya ada produsen plastik yang ceruk bisnisnya terancam.
Plastik daur ulang. Foto ilustrasi. / Istimewa
Plastik daur ulang. Foto ilustrasi. / Istimewa

Bisnis.com, SURABAYA -- Kebijakan kantung plastik berbayar memang bertujuan untuk menekan konsumsi plastik oleh masyarakat. Tapi kebijakan ini bukan tanpa resiko, pasalnya ada produsen plastik yang ceruk bisnisnya terancam.

Namun ternyata para produsen kemasan plastik fleksibel tidak kontra dengan kebijakan tersebut. Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pengemasan Indonesia, bilang dirinya sendiri pun selama ini berusaha diet kantung plastik.

“Kalau saya selalu siap sedia tas belanja besar di dalam mobil, bahkan ke salah satu gerai ritel besar saya bawa tangan kosong. Semua barang langsung dimasukkan ke mobil jadi tidak pakai plastik,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (11/1/2015).

Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) mengaku justru mendukung penerapan kebijakan pengenaan kantung plastik berbayar. Penerapan kebijakan ini diyakini takkan sampai memukul geliat bisnis di industri pengemasan.

Lebih jauh, Ariana berpendapat perlu lebih digencarkan pula penggunaan kantung atau tas belanja berulang pakai. Gerai ritel harus lebih giat mempromosikan penjualan benda semacam ini kepada konsumen, bukan hanya dipajang dan menunggu inisiatif pelanggan membelinya.

“[Tas belanja  berulang pakai] bisa dipakai sampai puluhan kali. Tapi masalahnya orang kadang tidak suka membawa tas terlalu besar, maunya kantung yang instan,” katanya.

Kontribusi kantung plastik dinyatakan tidak signifikan terhadap industri pengemasan secara nasional. Adapun salah satu yang dominan adalah plastik kemasan makanan dan minuman sekitar 70%. Bisnis di bidang ini tumbuh sejalan dengan perkembangan industri mamin.

Secara umum sepanjang tahun ini industri pengemasan membidik omzet sekitar 8% - 10% menjadi Rp75 triliun hingga Rp77 triliun. Adapun tahun lalu diproyeksikan omzet sekitar Rp70 triliun atau lebih rendah sekitar 3%  dibandingkan target pada awal 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper